Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Misophonia Suara Kesengsaraan

7 Desember 2024   11:44 Diperbarui: 10 Desember 2024   13:58 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi orang dengan Misophonia (SHUTTERSTOCK/NEW AFRICA via kompas.com) 

Sebagian besar penderita misophonia merasa malu atau takut dianggap aneh karena reaksi mereka terhadap suara tertentu. Ini sering membuat mereka memilih untuk diam daripada meminta pengertian dari orang lain. Sayangnya, sikap ini hanya memperburuk tekanan yang mereka rasakan.

Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk memahami bahwa kondisi seperti misophonia adalah nyata dan memengaruhi kehidupan seseorang dengan cara yang mungkin tidak kita sadari. 

Dengan pendekatan empati, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini.

Sebuah Pengingat untuk Mendengarkan dengan Hati

Misophonia adalah salah satu dari banyak pengingat bahwa setiap orang memproses dunia dengan cara yang unik. Apa yang tampak sepele bagi kita bisa menjadi gunung es bagi orang lain. Mari kita belajar mendengarkan, tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati.

"Ketenangan tidak selalu datang dari kesunyian total, tetapi dari kemampuan kita untuk menerima dan memahami suara yang berbeda di sekitar kita."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun