Sebagian besar penderita misophonia merasa malu atau takut dianggap aneh karena reaksi mereka terhadap suara tertentu. Ini sering membuat mereka memilih untuk diam daripada meminta pengertian dari orang lain. Sayangnya, sikap ini hanya memperburuk tekanan yang mereka rasakan.
Sebagai masyarakat, penting bagi kita untuk memahami bahwa kondisi seperti misophonia adalah nyata dan memengaruhi kehidupan seseorang dengan cara yang mungkin tidak kita sadari.Â
Dengan pendekatan empati, kita bisa menciptakan lingkungan yang lebih inklusif bagi mereka yang hidup dengan kondisi ini.
Sebuah Pengingat untuk Mendengarkan dengan Hati
Misophonia adalah salah satu dari banyak pengingat bahwa setiap orang memproses dunia dengan cara yang unik. Apa yang tampak sepele bagi kita bisa menjadi gunung es bagi orang lain. Mari kita belajar mendengarkan, tidak hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati.
"Ketenangan tidak selalu datang dari kesunyian total, tetapi dari kemampuan kita untuk menerima dan memahami suara yang berbeda di sekitar kita."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H