Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

New World Pilihan

Hidup di Era Hiperrealitas: Ketika Deepfake Mengaburkan Kebenaran

30 November 2024   20:27 Diperbarui: 30 November 2024   20:50 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Deepfake (sumber: sangruh.my.id)  

Di zaman di mana realitas dapat dikonstruksi ulang dengan teknologi, kita dihadapkan pada tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. 

Deepfake menjadi ancaman nyata dalam dunia informasi, di mana penyebaran berita palsu telah menjadi epidemi global. Video atau audio yang terlihat autentik tetapi sepenuhnya palsu bisa digunakan untuk menghancurkan reputasi seseorang, memanipulasi opini publik, atau bahkan menciptakan konflik internasional.

Dalam konteks politik, deepfake dapat menjadi senjata berbahaya. Bayangkan seorang pemimpin dunia yang terlihat memberikan pernyataan provokatif dalam video, padahal ia tidak pernah mengucapkannya. Dunia dapat terjerumus ke dalam krisis hanya karena rekayasa teknologi.

Di tingkat sosial, dampaknya juga tidak kalah mengkhawatirkan. Bayangkan seorang individu biasa yang kehidupannya hancur karena video palsu yang viral, memperlihatkannya melakukan tindakan yang tidak pernah ia lakukan. 

Teknologi ini tidak hanya merusak kepercayaan terhadap individu tetapi juga menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi, media, dan bahkan realitas itu sendiri. 

Di era di mana "bukti visual" adalah fondasi dari kepercayaan kita, keberadaan deepfake mencabut akar dari kepercayaan tersebut.

Namun, ancaman dari hal ini tidak hanya bersifat eksternal. Teknologi ini juga menyentuh inti kemanusiaan kita, kemampuan kita untuk membedakan kebenaran dari kebohongan, dan untuk mempercayai satu sama lain. Ketika kita hidup dalam dunia di mana setiap hal bisa dipalsukan, kita mulai meragukan segala sesuatu, bahkan hal-hal yang nyata. 

Deepfake bukan hanya menciptakan kebohongan, tetapi juga memupuk keraguan. Dalam keraguan itu, kita kehilangan hubungan otentik yang menjadi dasar dari kehidupan manusia.

Apa yang membuatnya begitu berbahaya adalah keindahan tipuan yang ia ciptakan. Teknologi ini menipu bukan hanya mata, tetapi juga hati kita. Ketika kita melihat sesuatu yang tampak begitu nyata, kita cenderung mempercayainya. 

Dalam proses ini, deepfake tidak hanya menipu kita secara teknis tetapi juga memanipulasi emosi kita. Ia memanfaatkan bias alami kita terhadap visual dan rasa ingin tahu, yang sering kali mengalahkan logika.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten New World Selengkapnya
Lihat New World Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun