Mohon tunggu...
Kartika Tjandradipura
Kartika Tjandradipura Mohon Tunggu... Wiraswasta - Co-Founder Writing for Healing Community

Penulis dengan tujuan utama yaitu untuk meningkatkan mental health awareness dan self compassion. Untuk mengenal tulisannya lebih jauh, bisa dilihat di akun Instagram : @kartika_olive

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dilema Pecinta Drama Korea: Dari Cinta Buta hingga Terjebak di Zona Stress

18 November 2024   20:12 Diperbarui: 18 November 2024   20:19 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada masa ketika nonton drama Korea hanyalah hobi ringan. Sekarang? Ini sudah seperti ritual hidup yang tak terpisahkan. Dari pekerja kantoran, ibu rumah tangga, mahasiswa, hingga abang gojek yang diam-diam menonton saat menunggu orderan, semuanya larut dalam drama penuh cinta, dendam keluarga, atau plot balas dendam yang dikemas dengan wajah tampan dan cantik para aktor. 

Tak bisa dipungkiri, drama Korea kini telah menjelma menjadi bagian dari keseharian. Namun, di balik senyum memikat Kim Seon Ho dan pesona Han So Hee, ada satu dilema: bagaimana sesuatu yang menyenangkan bisa menjadi sumber stres berkepanjangan?

Pertama-tama, mari kita bicara soal ekspektasi. Drama Korea punya resep ampuh yang membuat penonton terbuai. Mulai dari cowok dingin dengan hati emas, hingga cewek ceria yang tiba-tiba jadi idola sekolah berkat pertemuannya dengan pewaris chaebol. 

Sayangnya, dunia nyata tidak seindah itu. Bukannya pewaris perusahaan kaya, yang ada malah tetangga yang berisik dan suka karaokean tengah malam. Ekspektasi yang dibangun dari drama ini kadang merembet ke kehidupan sehari-hari, membuat kita berharap bahwa suatu hari kita akan bertemu dengan sosok ideal seperti Ahn Hyo Seop atau Ji Chang Wook.

Dan di sinilah letak bahayanya. Pecinta drama Korea sering kali terjebak dalam 'second lead syndrome'. Sindrom di mana kita jadi lebih jatuh cinta pada karakter pendukung yang biasanya tipe baik hati, selalu ada untuk tokoh utama, namun sayangnya tak pernah mendapatkan balasan cinta. Sebut saja sosok seperti Hwang In Yeop yang mencuri hati penonton di berbagai drama. Kita tahu dia takkan berakhir dengan pemeran utama wanita, namun entah kenapa hati ini tetap ngotot mendukungnya. 

Akibatnya? Zona stres mulai terbentuk. Kita ikut merasakan kecewa setiap kali karakter itu terluka. Ada penonton yang saking terhanyutnya sampai meratapi nasib second lead seolah-olah meratapi kisah cinta pribadi yang tak kesampaian.

Lebih parah lagi, second lead syndrome ini bisa menjalar ke kehidupan nyata. Tiba-tiba standar kita jadi lebih tinggi. Kita mencari pasangan yang penuh perhatian, yang rela menjemput di tengah hujan deras sambil tersenyum seperti dalam adegan drama. 

Ketika kenyataan berbicara lain, yaitu pasangan yang lebih sibuk dengan HP-nya daripada mendengarkan cerita kita, mulailah kita mempertanyakan, "Di mana para cowok baik hati ala second lead itu?" Padahal, mereka mungkin hanya ada di skenario yang sudah diatur sedemikian rupa oleh penulis naskah.

Kemudian ada plot twist, elemen yang membuat drama Korea begitu menegangkan dan membuat penonton penasaran. Mulai dari amnesia mendadak, kemunculan kembaran yang hilang, hingga kenyataan bahwa pacar sang tokoh utama ternyata alien dari planet lain. 

Sensasi menonton drama dengan plot twist tak terduga ini memang menghibur, tapi juga bisa bikin emosi naik turun. Apalagi ketika kita sudah berjanji pada diri sendiri, "Oke, ini episode terakhir sebelum tidur." Lima jam kemudian, mata sudah setengah tertutup, tapi tangan masih sibuk mencari episode berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun