Namun keputusan tetap harus diambil, saya sendiri menyadari, tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk me-support pendidikan mereka di rumah. Sejak sekolah daring dimulai, waktu sudah terlalu banyak terbuang sia-sia.
Buat saya, tetap kesehatan anak-anak adalah nomor satu, namun saya lebih bisa mengantisipasi dengan cara menatar mereka habis-habisan tentang protokol kesehatan yang harus dilakukan di sekolah, dan tentu saja berbagai cara dilakukan agar imunitas mereka terjaga. Pada akhirnya saya lepas mereka belajar onsite.
Tidak semua orang memiliki pemikiran dan prioritas yang sama, namun mau sampai kapan kita memasrahkan pendidikan generasi sekarang menunggu pandemi berakhir.
Herd immunity di Indonesia pun belum bisa diharapkan untuk terbentuk dalam waktu singkat. Persentase vaksinasi dosis kedua saat ini masih di angka 20 persen.Â
Sedangkan perlu 50-70 persen dari populasi harus terpapar atau mendapat vaksinasi untuk mewujudkan herd immunity. Mau sampai kapan kita menunggu?
Sebagai orangtua, rasa putus asa, bingung, adalah hal yang dirasakan ketika dihadapkan pilihan yang tidak ada yang lebih baik. Bagaimanapun, pada akhirnya nanti, sistem yang jelas dan seragam untuk semua peserta didik harus tercipta, baik masih ada atau sudah lewatnya pandemi.Â
Mereka-mereka ini adalah saksi mata dalam pembuatan sejarah baru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H