Namun, apakah kita akan mempertaruhkan kualitas kehidupan mereka nantinya?
Melihat kondisi Covid-19, terutama di tanah air kita, masih jauh dari kata jelas. Kadang angkanya menurun, lalu ketika ada wacana untuk tatap muka tiba-tiba kenaikan kasus terjadi lagi. Begitu saja terus naik dan turun.
Banyak orangtua yang tidak mau coba-coba tatap muka dengan resiko anaknya terjangkit Covid-19. Tapi tidak sedikit juga orangtua yang sudah siap atas segala resiko demi kualitas pengajaran yang maksimal untuk anaknya. Toh yang tetap diam di rumah pun tidak terhindar dari resiko tertular juga, ujar mereka.
Dalam hal ini, sebenarnya tidak terlalu pas juga disebut "nekat tatap muka", karena menjalankan sistem tatap muka pun tentunya dengan persiapan yang tidak asal-asalan.
Setiap sekolah yang akan melakukan kegiatan tatap muka memiliki sekian banyak syarat dari pemerintah yang harus dipenuhi, misalnya sudah memiliki ruang sterilisasi, memiliki ruang isolasi, dalam satu kelas hanya boleh diisi sepertiga dari kapasitas kelas, lalu setiap pengajar diharuskan melakukan swab PCR atau minimal antigen pada H-1, demikian pula dengan peserta didiknya.
Masa iya harus selalu antigen setiap mau sekolah?
Ini adalah cara mitigasi resiko, karena bisa dibilang ini semua masih dalam tahap percobaan, maka segala resiko yang bisa terjadi karena suatu kesalahan yang belum terpikirkan, bisa diminimalisir.
Dalam hal ini yang paling ditakutkan adalah resiko tertular Covid-19. Kita semua disini sedang belajar sambil mengaplikasikan hal yang baru.
Saya sendiri adalah orangtua dari dua anak yang masih SD. Dari segi usia, mereka masih belum bisa dipercaya untuk menerapkan protokol kesehatan sepanjang waktu sekolah, walaupun itu hanya sebatas tidak melepas masker sedikitpun, kecuali saat minum.
Di sekolah mereka, setelah melewati beberapa kali survey kepada orangtua, akhirnya dua minggu yang lalu mulai melakukan tatap muka tahap pertama. Tidak semua peserta didik diwajibkan untuk ikut memulai kegiatan ini, hanya yang bersedia saja. Dan yang bersedia pun tentunya masih harus memenuhi syarat kesehatan.
Pihak sekolah tahu pasti, saat ini pengadaan tatap muka masih belum bisa diaplikasikan pada setiap peserta didik, masih banyak sekali orangtua yang was-was untuk melepas anaknya ke sekolah, tidak terkecuali saya sendiri.