Mohon tunggu...
Kartika Sari
Kartika Sari Mohon Tunggu... Guru - pendidikan

tidak ada usaha yang tak memberikan hasil.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Matematika untuk Anak Usia Dini, Pentingkah?

9 Agustus 2019   13:13 Diperbarui: 9 Agustus 2019   14:00 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dizaman sekarang ini, masih seringkali para ayah dan bunda mengalami kesulitan dalam mengajarkan matematika pada anak. padahal matematika merupakan pelajaran yang sangat penting untuk membantu manusia berinteraksi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.

Ada beberapa faktor yang membuat anak kesulitan dalam belajar matematika, yaitu;

  • Matematika merupakan pelajaran yang abstrak.
  • Kurangnya media dalam pembelajaran.
  • Kurang tepatnya metode pengajaran.
  • Kurang fokus saat belajar.
  • Mudah menyerah dalam belajar.
  • Kurang percaya diri.
  • Tidak terbiasa belajar sedari dini.

Dari faktor tersebut, kita dapat mengantisipasi agar anak tidak kesulitan dalam belajar matematika. Bagaimana caranya? yuk, kita bahas faktor yang membuat anak kesulitan belajar matematika.

Matematika merupakan pelajaran yang abstrak.

Memang betul matematika adalah mata pelajaran yang abstrak, yang berisi tentang rumus dan angka. Mendengar kata rumus pasti yang terbayang di pikiran kita adalah "menghafal rumusnya". 

Hal ini lah yang dapat membuat materi pelajaran sulit dipahami. Untuk menghindari hal itu , sebaiknya ayah bunda membantu anak agar tidak terbiasa menanamkan mindset bahwa Matematika itu Sulit. Ubahlah mindset tersebut menjadi "Matematika itu mudah". Dengan begitu anak akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.

Kurangnya media dalam pembelajaran.

"Kurangnya media ? loooh, selama ini ayah bunda sudah menyiapkan buku, pensil , crayon dan alat tulis lainnya kok untuk si kecil belajar. Lalu apalagi yang kurang ? Ya Benar sekali, media pembelajaran termasuk , crayon, pensil dan buku yang bunda dan ayah siapkan memang sangat digunakan untuk media pembelajaran si kecil. Namun, yang dimaksudkan disini adalah media atau alat pembelajaran yang dapat memudahkan si kecil memahami materi yang di ajarkan.

Sebagai contoh ketika ayah bunda sedang mengajarkan si kecil berhitung 1-10 dengan menyebutkan angkanya, maka sikecil hanya bisa menghafal angka 1-10 tanpa memahami atau mengetahui bentuk angka atau banyaknya angka yang disebutkan.

Untuk memudahkan sikecil memahaminya, maka ayah bunda harus memberikan media yang bisa digunakan. Misalnya ketika bunda mengajarkan si kecil angka 1, maka bunda harus memberikan media nyata atau benda sebanyak satu buah. Jika 2 maka berikan benda sebanyak 2 buah, dan seterusnya. Hal ini membantu si kecil memahami banyaknya suatu benda.

Kurang tepatnya metode pengajaran. 

Pemilihan metode belajar juga mempengaruhi semangat belajar anak. Dalam hal ini bunda dan ayah harus mampu memilah dan memilih metode yang tepat untuk si kecil karena belajar tidak harus selalu berdiam diri penuh dengan aturan yang kadangkala si kecil kurang nyaman dengan metode tersebut. Pilihlah metode belajar yang kira-kira disukai si kecil.

Ketika anak senang dan nyaman dalam  belajar maka anak akan lebih mudah untuk berpikir dan memahami pelajaran. Jadi pemilihan metode pengajaran sangat mempengaruhi semangat dan memudahkan si kecil untuk belajar dengan baik.

Kurang fokus saat belajar.

Kurangnya kefokusan dapat menyebabkan sikecil kesulitan berfikir dan memahami materi . jadi ayah bunda harus membantu sikecil untuk fokus dalam belajar agar mampu berpikir dengan baik dan cepat memahami materi yang telah diajarkan.

Ayah bunda dapat melakukan pendekatan seperti menemaninya saat belajar, bertanya tentang perasaanya belajar disekolah atau tentang sikecil dan teman-temannya. Dengan pendekatan seperti ini sikecil akan merasa diperhatikan oleh orang tuanya, perasaan inilah yang membuat sikecil happy dan bisa lebih fokus dan mampu berpikir dan memahami materi dengan baik.

Mudah menyerah dalam belajar.

Anak usia dini atau anak- anak sering kali moody dalam belajar, terkadang semangatnya membara. Terkadang pula semangatnya runtuh. Perasaan moody sikecil ini yang belum bisa dikendalikan oleh dirinya sendiri. Dan kewajiban ayah bunda untuk membantu membuat mood nya stabil dan tetap baik-baik saja agar si kecil mampu belajar dan berpikir dengan baik.

Ada baiknya ayah bunda melakukan pendekatan dengan sikecil, memberikan perhatian lebih dan menyemangati si kecil agar tetap semangat dan senang dalam belajar.

Kurang percaya diri. 

Kurang nya percaya diri sikecil dapat menghambat sikecil untuk tumbuh dan berkembang dengan baik. Karena kurangnya kepercayaan diri itu, maka sikecil menjadi kurang berani dan tidak percaya diri. Hal itu menyebabkan si kecil lambat berkembang . Sehingga dapat berdampak pada materi pelajaran yang diajarkan. 

Sebaiknya ayah bunda dapat membantu atau mensupport si kecil agar berani dan percaya diri. Hal ini sebaiknya ditanamkan dan dilatih sejak dini. Misalnya dengan cara mengajak si kecil untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan sekitar , mengajak si kecil berkenalan dengan banyak orang, dan mengajak si kecil untuk berani berbicara dengan orang lain. Dengan begitu, sikecil akan berani dan percaya diri.

Tidak terbiasa belajar sedari dini.

Belajar sedari dini ? Masih kecil kok disuruh belajar ? Ya, kita sebaiknya memberikan pelajaran dasar pada sikecil sedari dini. Ketika kecil anak anak memiliki masa keemasan atau golden age, dimana masa tumbuh kembang anak sedang berada di fase keemasan yang sangat penting. Pada masa ini penting sekali untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Pada masa ini juga, sistem saraf mulai terbentuk secara mendasar dan terjadi pula hubungan antara sel sel saraf yang kuantitas dan kualitas sambungan nya dapat menentukan kecerdasan balita. Masa golden age atau keemasan ini adalah masa kritis yang menjadi landasan atau fondasi untuk berbagai aspek perkembangan.

Usia masa golden age ini biasanya antara 0 sampai 5 tahun. Dimana usia ini berada pada perkembangan terbaik fisik dan otak anak. Karena masa terbaik nya ada di masa golden age ini, maka bunda sebaiknya mengajak sikecil untuk senang dan gemar belajar. Dengan begitu kebiasaan ini akan membawa si kecil pada kebiasaan yang baik hingga si kecil dewasa nanti.

Karena matematika adalah pelajaran yang abstrak, maka pembiasaan suka belajar harus ditanamkan sejak dini. Apalagi untuk pelajaran matematika yang konon katanya matematika adalah pelajaran yang sulit. Sebenarnya semua anak mampu belajar matematika dengan mudah, namun terkadang mereka sulit belajar matematika karena beberapa faktor yang membuat sulit belajar sudah tertanam kan dari kecil. Akhirnya pembiasaan faktor tersebut terbawa hingga dirinya dewasa. Sebaiknya, manfaat kan masa golden age anak sebaik mungkin. Mulailah mengenal kan matematika pada anak sejak usia dini, karena Matematika adalah pelajaran yang akan selalu ditemui di sepanjang jalan hidupnya kedepan. "mari kita bimbing anak-anak kita agar semangat dalam belajar, mari kita hilangkan faktor kesulitan belajar sikecil, dan mari kita bimbing anak-anak menyukai matematika :)"

-Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan penulisan ilmiah . universitas Indraprasta PGRI-

kartika sari 201613500169

Zusrina Utaminingsih 201613500150

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun