Dizaman sekarang ini, masih seringkali para ayah dan bunda mengalami kesulitan dalam mengajarkan matematika pada anak. padahal matematika merupakan pelajaran yang sangat penting untuk membantu manusia berinteraksi dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Ada beberapa faktor yang membuat anak kesulitan dalam belajar matematika, yaitu;
- Matematika merupakan pelajaran yang abstrak.
- Kurangnya media dalam pembelajaran.
- Kurang tepatnya metode pengajaran.
- Kurang fokus saat belajar.
- Mudah menyerah dalam belajar.
- Kurang percaya diri.
- Tidak terbiasa belajar sedari dini.
Dari faktor tersebut, kita dapat mengantisipasi agar anak tidak kesulitan dalam belajar matematika. Bagaimana caranya? yuk, kita bahas faktor yang membuat anak kesulitan belajar matematika.
Matematika merupakan pelajaran yang abstrak.
Memang betul matematika adalah mata pelajaran yang abstrak, yang berisi tentang rumus dan angka. Mendengar kata rumus pasti yang terbayang di pikiran kita adalah "menghafal rumusnya".Â
Hal ini lah yang dapat membuat materi pelajaran sulit dipahami. Untuk menghindari hal itu , sebaiknya ayah bunda membantu anak agar tidak terbiasa menanamkan mindset bahwa Matematika itu Sulit. Ubahlah mindset tersebut menjadi "Matematika itu mudah". Dengan begitu anak akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang diberikan.
Kurangnya media dalam pembelajaran.
"Kurangnya media ? loooh, selama ini ayah bunda sudah menyiapkan buku, pensil , crayon dan alat tulis lainnya kok untuk si kecil belajar. Lalu apalagi yang kurang ? Ya Benar sekali, media pembelajaran termasuk , crayon, pensil dan buku yang bunda dan ayah siapkan memang sangat digunakan untuk media pembelajaran si kecil. Namun, yang dimaksudkan disini adalah media atau alat pembelajaran yang dapat memudahkan si kecil memahami materi yang di ajarkan.
Sebagai contoh ketika ayah bunda sedang mengajarkan si kecil berhitung 1-10 dengan menyebutkan angkanya, maka sikecil hanya bisa menghafal angka 1-10 tanpa memahami atau mengetahui bentuk angka atau banyaknya angka yang disebutkan.
Untuk memudahkan sikecil memahaminya, maka ayah bunda harus memberikan media yang bisa digunakan. Misalnya ketika bunda mengajarkan si kecil angka 1, maka bunda harus memberikan media nyata atau benda sebanyak satu buah. Jika 2 maka berikan benda sebanyak 2 buah, dan seterusnya. Hal ini membantu si kecil memahami banyaknya suatu benda.
Kurang tepatnya metode pengajaran.Â