Mohon tunggu...
Kartika Kusuma Dewi
Kartika Kusuma Dewi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang Menempuh Studi S1 Bimbingan dan Konseling di Universitas Negeri Surabaya.

Berproses bukan suatu hal yang rumit jika kita ikhlas dan ingin. Di ruang ini, mari berproses bersama dan mengembangkan diri untuk kebahagiaan dan kebermanfaat diri sendiri maupun orang lain

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Psikoedukasi Pemahaman Lingkungan Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Pada Remaja SMA

17 Desember 2021   09:05 Diperbarui: 21 Desember 2021   09:44 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari masa ke masa, karier menjadi bahasan yang menarik bagi kalangan para remaja, khususnya remaja SMA. Tak henti-hentinya para remaja meresahkan pilihan karier untuk masa depannya. Hal tersebut dibuktikan oleh pernyataan Creed, Patton, dan Prideaux (dalam Setiyowati, 2015) yang mengungkapkan bahwa sebanyak 50% siswa mengalami kebingungan dalam pengambilan keputusan terkait dengan studi lanjut yang akan mereka tempuh. Mengingat persaingan yang semakin ketat diantara para peserta didik sekolah negeri maupun swasta untuk berlomba-lomba memasuki dunia kerja maupun perguruan tinggi yang diidamkan sehingga membuat individu merasa kesulitan dalam menentukan peluang karirnya.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka media ini dibuat sebagai ruang psikoedukasi bagi para remaja SMA agar dapat memahami pentingnya merencanakan karier di masa depan untuk menuju kesuksesan. Dan, salah satu hal yang diperlukan untuk mewujudkannya adalah melalui pemahaman lingkungan. Apabila remaja SMA sudah mampu memahami lebih dalam mengenai pemahaman lingkungan, maka dapat membantu para remaja SMA mengentaskan problematika yang dijumpai mengenai lingkungan sekitar, pendidikan/pelatihan, jabatan, dan sosial budaya. Dengan pemahaman lingkungan tersebut, akan mendukung individu dalam perencanaan karier yang matang.

Menurut Afdal (dalam Elviana et al., 2018), memahami lingkungan perlu dilakukan dari beberapa sisi, seperti :

  • lingkungan keluarga

Dalam merencanakan karier perlu memahami bagaimana keadaan atau kondisi keluarga individu itu sendiri. Keadaan atau kondisi keluarga dapat dilihat dari status sosial ekonomi keluarga, kondisi ekonomi keluarga, ikatan antar individu dalam keluarga, kedudukan serta harapan orang tua

  • lingkungan masyarakat

Dalam merencanakan karier perlu memahami bagaimana keadaan atau kondisi lingkungan masyarakat sekitar individu itu sendiri. Keadaan atau kondisi lingkungan masyarakat dapat dilihat dari aturan, tuntutan, dan keperluan yang turut serta mempengaruhi terhadap perencanaan karier yang telah dibuat untuk menekuni sebuah karier, pekerjaan atau pelatihan di masa depan

  • lingkungan pendidikan

Dalam merencanakan karier perlu memahami segala hal yang berhubungan dengan sekolah, pendidikan, atau pelatihan yang akan dijalani apakah sudah sesuai dengan rancangan pilihan pekerjaan atau karier yang akan ditekuni.

  • lingkungan pekerjaan

Dalam merencanakan karier perlu memahami bagaimana keadaan atau kondisi lingkungan pekerjaan. Keadaan atau kondisi lingkungan pekerjaan dapat berkaitan dengan cara seseorang menekuni jobdesk yang akan dikerjakan berkaitan dengan pekerjaan yang ditekuni dan memahami dan belajar dari rekan kerja yang berada dalam bidangnya dan berkaitan dengan keberhasilan dalam meniti pekerjaan.

Dengan memperhatikan pemahaman lingkungan menurut Afdal, maka akan membantu individu menentukan keputusan karir dan penyesuaian diri terhadap lingkungannya atau biasa disebut kematangan karir. Dengan begitu, dapat meminimalisir kekeliruan dan penyesalan terkait pilihan karier yang nantinya akan dipilih.

Selain itu, beberapa informasi terkait pemahaman lingkungan juga dapat mempengaruhi perencanaan karir seseorang. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam perencanaan karir adalah informasi mengenai lingkungan hidup yang sesuai dengan perencanaan karir individu, terlebih informasi mengenai pendidikan dan juga jabatan yang biasa disebut sebagai informasi karir (Winkel dan Sri Hastuti, 2006).

Pertama, Informasi Pendidikan

Norris, Hatch, Engelkes dan Winborn, menjelaskan bahwa “informasi pendidikan terdiri dari data serta informasi yang valid serta bermanfaat mengenai peluang serta kualifikasi berkaitan dengan macam pendidikan masa ini dan masa depan”. Selanjutnya Norris, dkk menjelaskan tentang “informasi pendidikan serta pelatihan harus disebarkan kepada seluruh masyarakat khususnya bagi peserta didik”. Informasi tersebut meliputi :

  • Informasi mengenai pertama kali masuk sekolah
  • Informasi memasuki SLTP/sederajat
  • Informasi memasuki SLTA/sederajat
  • Informasi memasuki Perguruan Tinggi 

Informasi pendidikan diperlukan bagi peserta didik maupun calon peserta didik untuk mengatasi hambatan maupun kesulitan yang akan dihadapi, seperti :

  • Pemilihan program studi,
  • Pemilihan sekolah fakultas dan jurusannya,
  • Beradaptasi dengan program studi,
  • Membuat suasana belajar yang efektif,
  • Menyesuaikan diri dengan materi pembelajaran, tugas-tugas belajar, dan
  • Putus sekolah.

Untuk itu, dibutuhkan informasi secara lengkap agar dapat menentukan pilihan dan mengambil keputusan secara bijaksana.

Kedua, Informasi Jabatan

Informasi mengenai jabatan atau karir adalah salah satu sarana untuk membantu peserta didik dalam mengakses informasi tentang dunia kerja, informasi tersebut diperoleh dari Guru BK atau guru-guru lain. Dewa Ketut Sukardi, berpendapat bahwa “informasi jabatan atau karir adalah salah satu perangkat yang digunakan untuk menolong peserta didik dalam memperoleh pemahaman diri, serta memahami dunia kerja secara umum dan khusus."

Informasi jabatan atau pekerjaan yang baik setidaknya memiliki beberapa aspek yang meliputi:

  • struktur dan klasifikasi jabatan atau peran dalam sistem kerja;
  • penjabaran mengenai pembagian peran kerja;
  • persyaratan tenaga yang dibutuhkan untuk masing-masing jposisi abatan;
  • prosedur seleksi penerimaan;
  • keadaan kerja;
  • peluang dalammengembangkan karir; dan
  • fasilitas penunjang sebagai jaminan kesejahteraan pekerjaan, seperti olahraga kesehatan, rekreasi, dan pendidikan yang memadai untuk anak-anak, dll.

Wahh, luar biasa. Kita sudah sampai pada bahasan akhir. Tetap semangat belajar ya teman-teman. Jangan bosan-bosan mengulang materi diatas agar kalian semakin mantap dalam memilih karier yang sesuai dengan kepribadian dan potensimu serta lingkungan disekitarmu. Melalui media edukasi ini, penulis berharap kalian dapat menemukan penyelesaian permasalahan kalian ya teman-teman. Semoga memberi manfaat dan mengedukasi para pembaca semua. Terima kasih ya atas waktunya, sehat dan bahagia selalu.

Referensi

Setiyowati, E. (2015). Hubungan efektivitas bimbingan karir dan orientasi masa depan dengan keputusan karir remaja (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Elviana, Yusuf, A. M., Afdal, & Alizamar. (2018). Modul bimbingan karier dalam membantu perencanaan karier narapidana remaja.

Winkel W.S, Sri Hastuti. 2006. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun