Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dak Kelema'an: Wong Plembang Jago Gengsi

28 November 2023   12:49 Diperbarui: 28 November 2023   13:00 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namun, tidak jarang juga dak kelema'an muncul karena takut dinilai buruk oleh orang lain. 

Dak kelema'an di satu sisi memang baik. Dunia memang butuh orang baik. Tetapi, seringkali karena suatu kondisi tertentu dak kelema'an justru menjadi kondisi toxic untuk sebagian orang. Karena rasa dak kelema'an seringkali malah merugikan diri sendiri. Rasa dak kelema'an juga yang sering memunculkan rasa gamang menimbulkan dak lemak ati.

Isu ini sepertinya yang membuat penulis cerita film pendek produksi Putra Alif. Sineas asal Palembang ini mengangkat kisah yang sederhana namun penuh makna. Sangat melekat pada budaya keseharian Palembang.

Berlatar tempat di kawasan rumah susun Palembang. Lokasi yang padat penduduk yang sangat dekat dengan pusat kota Palembang, termasuk kawasan bisnis elit di Palembang. Berkisah tentang seorang pemuda pengangguran yang diajak temannya untuk menengok temannya yang sakit di rumah sakit. 

Kondisi keuangannya sedang sulit. Tetapi, untuk menjaga kesantunan ia tetap membeli buah tangan. Temannya sebetulnya memang sudah menentang. Baginya, menjenguk teman yang sakit sudah cukup. Memberi perhatian dan semangat agar yang sakit segera sembuh, tidak perlu membebani diri untuk membawa buah tangan.

Tapi ia bersikukuh, meski dalam perjalanan untuk mengisi bensin motor bututnya saja pas-pasan. 

Sialnya, di perjalanan ban motor bocor. Sedangkan ia sama sekali sudah tidak memegang uang lagi. Karena kebaikan hati temannya masalah tersebut teratasi. 

Tetapi  tidak sebatas itu, masalah lain juga muncul yang mengakibatkan batalnya mereka ke rumah sakit untuk menjenguk temannya.

Uang sudah tidak bersisa, niat baik menjenguk pun batal. Semua sia-sia akibat rasa dak kelema'an.

Mungkin untuk sebagian orang, terutama yang tidak paham bahasa Palembang akan sulit mencerna kisah ini. Sebagaimana banyak kritikus mengatakan bahwa kelemahan film pendek Indonesia adalah ceritanya yang cenderung kering.

Penggunaan bahasa daerah yang sarat idiom sebenarnya memberi ruang yang dinamis untuk mengangkat isu yang menyangkut psikososial dan kondisi budaya suatu masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun