3. Jajan
Saat pulang kerja, kiri kanan berjejer penjual takjil aneka minuman segar, kudapan yang menggugah selera, ditambah kondisi isi dompet tak berseri lagi. Godaan besar kala perut lapar. Kata orang sih sulit membendung dorongan berbelanja.
Udah, gak usah ragu, jajan aja. Sekali-kali gak apa-apa juga. Pilih saja jajanan favoritmu, jangan tanggung belinya. Apalagi kalo yang jualan udah menjelang magrib masih banyak sekali yang belum laku, sedangkan tempat lain sudah tutup lapak sudah kehabisan.
 Lalu inget kalo kamu cuma tinggal sendirian.  Jajan kamu terlalu banyak.,jajanan yang kamu beli gak mungkin habis. Gak usah sedih apalagi merasa berdosa. Kamu bawa saja dan berikan pada jemaah ke masjid terdekat rumahmu atau masjid yang kamu lewati atau boleh juga ke asrama yatim piatu, atau boleh juga tetanggamu. Bahkan orang yang baru kamu temui juga boleh kok.Â
Jajan buat diri sendiri yang berpuasa dan Traktir orang berbuka, pahalanya sangat besar loh.
Hal ini menjadi amalan di bulan ramadan yang dianjurkan Rasulullah SAW Â melalui sabdanya : " Siapa memberi makan orang yang berpuasa, maka baginya pahala seperti orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikit pun juga." (HR. Tirmidzi).
Gimana, So simple bukan menjalankan amalan di bulan ramadan?. Bahkan hal yang enak-enak saja bisa menjadi ladang ibadah kita. Semua tergantung pada niat kita juga bukan?.
Ngawur ya?, he he ya maaf.Â
Saya bukan ahli ibadah yang dapat memberikan kultum mengenai amalan di bulan ramadan. Bahkan, untuk membicarakan ibadah puasa yang seharusnya menjadi ibadah rahasia antara Rabb dan ciptaanya ini saja membuat diri ini malu.Â
Apalagi jika menghitung-hitung pahala dan bertransaksi atas segala amalan di bulan ramadan, bulan  dimana kita diajak untuk menjadikan diri lebih ikhlas.
Jalankan saja ibadahmu seikhlasnya, soal timbangannya itu urusan yang Maha Adil bukan?.
