Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

3 Hal Penyebab Anakku Berpuasa Sejak Usia 4 Tahun

2 Mei 2021   23:30 Diperbarui: 2 Mei 2021   23:48 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuasa memang diwajibkan kepada muslim saat akil baligh. Tetapi berpuasa tidak dapat langsung dijalankan begitu saja. Perlu pembiasaan sejak dini agar di usia aqil baligh dapat menjalankannya dengan mudah. 

Tidak ada patokan penting berapa usia anak untul belajar berpuasa. Meski memang disarankan memperkenalkan  suasana puasa sejak usia tiga tahun, dimana seorang anak umumnya telah mampu berkomunikasindan bersosialisasi. 

Saya sendiri tidak pernah menargetkan usia berapa putra saya berpuasa. Boleh jadi Allah memberi saya hadiah kemudahan mengajarkan anak saya berpuasa sejak dini, tanpa drama. 

Tentu saja hal ini tidak terjadi begitu saja, ada enabling condition- nya. 

Terus terang saya pribadi tidak dapat memberi tips terbaik bagaimana agar anak mampu berpuasa sejak ini.

Berikut kemungkinan alasan anakku dapat berpuasa sejak usia 4 tahun. 

1. Dibesarkan oleh orang satu kampung

Secara harfiah demikian, anakku dirawat oleh orang sekampung sejak baru lahir. Meski ayah saya anak tunggal, tetapi di kampung tempat saya tinggal dia punya teman-teman sebaya, sama-sama pensiunan atau setidaknya sudah sepuh. 

Mereka memang rajin berkumpul di masjid. Sebagai cucu yang dipelihara langsung oleh Pak Yainya. Anakku dipastikan mengikuti kemana saja Pak Yainya dan juga bergaul dengan para Yai, Kakek dan Mbah yang tingkat ibadahnya baik.

Bahkan, Davriel pun berkhitan atas permintaan sendiri sebelum usia 4 tahun. Alasannya agar ia dapat shalat jumat bersama para sepuh kampung tanpa kuatir  najis. 

Demikian pula pemahaman mengenai kewajiban berpuasa akan sangat mudah juga diberikan oleh para kakeknya itu. 

2. Komunikasi Secara Terbuka

Sejak kecil, saya mencoba menerapkan pola komunikasi terbuka buatnya. Jauh dari sempurna memang. 

Tetapi menjelaskan sesuatu secara gamblang dengan bahasa yang ia mengerti termasuk kewajiban beribadah serta latihan pemahaman beribadah agar saat ia baligh ia telah siap menjadi muslim yang aqil. 

Saya pun tidak pernah menjanjikan hadiah atas pencapaian ia menjalani puasa. Pun melarang keras siapapun menjanjika. Jika ia mendapat kado lebaran, pure karena hadiah sebentuk kasih sayang keluarga, bukan upahnya menjalankan ibadah puasa. 

Demikian juga mengajarkan ia untuk tidak pamer ia tengah berpuasa, seperti saat ia TK banyak temannya belum berpuasa.

Banyak  teman-temannya belajar berpusa berbuka di waktu zuhur dan dilanjutkan lagi. Ini pun harus dijelaskan bahwa semenit dari sebelum magrib pun meneguk seteguk air pun telah batal. Menegaskan batasan batal dan tidak ada itu puasa setengah hari. 

Saya juga telah memberi pemahaman kepadanya sejak usia SD. Dimana ia telah belajar fiqh bersuci. Saat saya tidak berpuasa karena haid atau sakit saya tidak akan menutupinya, bahkan saya tetap makan dan minum di depannya. 

Tentu dengan penjelasan bahwa ini menjadi hutang puasa yanh harus saya qodo' di hari lain. 

Dia tentu tak berani punya hutang dengan Tuhannya tanpa alasan yang kuat. 

3. Picky Eater

Saat kecil, ia sangat pemilih makan dan susah sekali untuk makan. Jadi berpuasa tentu bukan masalah besar baginya. Hanya sekadar menunda waktu makan. 

Tetapi ia memang jauh lebih banyak makan saat ia berbuka puasa dan sahur dibandingkan saat ia tak berpuasa. 

Makan bareng sepertinya memberi ia semangat makan. 

Tidak setiap anak memang dengan mudah berpuasa langsung satu hari full. Semua metode dan cara orang tua mengajarkan kepada anak berpuasa tentu tidak ada yang salah. 

Tetapi perlu diingat pula, sebelum memutuskan anak berpuasa penuh sebaiknya konsultasikan dulu ke dokternya. Karena kurangnya asupan makan dapat berisiko pada pertumbuhan. Juga mewaspadai kemungkinan anak punya sakit saluran cerna. 

Saat Davriel belajar berpuasa, dokter malah menyarankan ia belajar puasa dan memang justru ia makan lebih disiplin, jadi tidak terlalu kuatir dengan asupan gizinya. 

Doakan saja ia tetap istiqomah menjalankan ibadah puasa hingga akhir hayat. 

Karena justru di usia belasan seperti sekarang ia mulai berat menjalankan puasa apalagi ditambah aktifitasnya.

Ndanya menyemangatinya dengan saty kalimat "Kak, usia 4 tahun aja kuat. Masa' udah gede gak mampu". Dan biasanya jurus ini ampuh. He he

Selamat menjalankan ibadah puasa dengan sehat kompasianer. 

Kompal
Kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun