Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Video Ramadan Lebaran Pilihan

Wong Plembang, Sahur pun Ngighup Cuko

1 Mei 2021   21:12 Diperbarui: 1 Mei 2021   21:19 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangun dini hari, dimana istirahat sangat larut karena aktifitas malam hari di bulan ramadan biasanya lebih padat dari biasanya itu sungguh malas. 

Tetapi makan sahur itu tidak dapat diabaikan, selain sebagai sebagai asupan energi untuk persiapan berpuasa di siang hari. 

Sahur juga hukumnya sunah dan ada berkah melaksanakannya. 

Pilihan Makanan yang Menggugah Selera

Rasa lelah dan kantuk yang mendera biasanya juga mempengaruhi selera makan. Hidangan apa saja terasa membosankan dan membuat semakin malas untuk menyantapnya. 

Meskipun itu hidangan yang biasanya sangat kita sukai, tetapi rasanya terasa berbeda jika dimakan di bulan puasa. 

Apalagi mau makan sayur dan buah, rasanya malas sekali meskipun dalam bentuk jus yang tinggal telan, tak perlu repot mengunyah. 

Makanan dengan banyak bumbu pun terasa kurang saja di lidah saat disantap di waktu sahur. 

Tetapi, di Palembang ada satu menu yang sulit ditolak kapan saja. Termasuk di waktu sahur, yakni Pempek. 

Kalo nyetok sebanyak ini (dok. Pribadi)
Kalo nyetok sebanyak ini (dok. Pribadi)
Pempek dengan berbagai varian termasuk turunannya memang sulit untuk ditolak. Bahkan satu bahan beda bentuk saja sudah beda testur yang juga mempengaruhi rasa. 

Varian pempek telor yang baru dibuat sore ini (Dok.Pribadi)
Varian pempek telor yang baru dibuat sore ini (Dok.Pribadi)
Tetapi sepertinya yang sulit ditolak bukan sekadar pempeknya, tetapi cukonya.

Seringkali jadi selorohan, di perantauan untuk membuktikan orang itu berasal dari Kota Palembang. Coba cek freezernya, jka selalu simpan cuko di freezernya. Fixed dia berasal dari Palembang. 

Karena memang cuko dapat dinikmati dengan gorengan, tahu bahkan dengan ikan goreng sebagai condiment untuk lauk makan nasi. 

Aku punya teman yang suka sekali makan shushi dicocol dengan cuko. Kalo sekadar pisang goreng dicocol cuko sih sudah biasa. 

Ngighup (menghirup/meminum cuko sedikit demi sedikit dari mangkok kecil) itu memang appetizer luar biasa. 

Cuko, adalah salah satu makanan dengan perpaduan rasa sempurna. Manis, asam, asin, umami dari fermentasi bawang putih, bahkan jika diperhatikan sedikit pahit dari proses karamelisasi gula aren dengan sensasi pedas. Sehingga betul-betul cocok menjadi penggugah selera.

Saat sahur, waktu yang begitu sempit pun membutuhkan hidangan yang praktis dibuat tetapi enak dinikmati. 

Salah satu varian makanan Palembang yang mengandalkan pempek adalah rujak mi (sebagian orang Palembang menyebutnya rujak tahu). 

Membuatnya sangat mudah. Semua bahan dapat disimpan di kulkas dulu. 

Bahannya adalah mi (dapat pergunakan mi instan ataupun mi telur), pasta pun cocok, apalagi karbohidrat pasta memang lebih kompleks jadi dapat menahan lapar lebih lama. 

Soun (bukan bihun), rasa soun yang lembut dan halus, saat disantap dimana soun bersifat menyerap cuko sangat terasa gurih. 

Taoge atau kecambah (buang dulu buntutnya). 

Ketiga baham tersebut dicelor dengan tingkat kematangan sesuai selera. 

Tambahkan potongan tahu goreng, pempek goreng, cacahan mentimun. 

Tentu saja paling penting, tuangkan cuko secukupnya dan nikmati. 

Rasa perpaduan gurih dan segar benar-benar nikmat, yang paham rasa rujak mi dengan cuko yang pas akan mouthwatering deh. 


Seringkali orang bertanya, apakah tidak kuatir mengkonsumsi cuko di bulan puasa, apalagi untuk menu sahur. 

Tentu saya tidak dapat menjawabnya, karena memang daya tahan masing-masing lambung orang kan berbeda-beda. 

Memastikan makan secukupnya dan cuko dibuat dari bahan alami sepertinya cykup membuat saya tenang ngighup cuko meski saat dini hari. 

Dan itu telah menjadi tradisi sahur saya selama ini. 

Selamat menjalankan ibadah puasa dengan sehat. Salam. 

Dok
Dok

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Video Ramadan Lebaran Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun