Pola sederhana yang dapat dimulai dari diri sendiri, namun masih banyak perilaku abai mengenai hal ini. Hanya karena alasan tidak terjadi di kita dan sekitar kita, meski terkadang malah ada survivor yang abai karena merasa telah memiliki imunitas alami, tanpa pernah mau concern bahwa ia dapat saja menjadi carrier.
Sudah terlalu banyak anjuran untuk memutus rantai penyebaran covid 19 ini. Tetapi apa mau dikata, hingga hari ini zona merah dan zona oranye di negeri ini masih mendominasi.
Puasa Ramadan : Momen Tingkatkan Aman, Imun dan Iman
Bulan oktober lalu, pemerintah telah mensosialisasikan gerakan pencegahan covid 19 dengan peningkatan Aman, Imun dan Iman.Â
Aman maksudnya mematuhi protokol kesehatan dengan melaksanakan 5M dan 3 T secara konsisten, menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan yang berasal dari kesadaran yang inheren. Bahwa ini bukan lagi sebagai sebuah kewajiban karena ada semata, tetapi memang sudah menjadi hal yang lumrah untuk dijalankan dalam keseharian.
Imun maksudnya meningkatkan kekebalan tubuh dengan menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (phbs), seperti : Olahraga teratur, Â ostirahat cukup, mengkonsumsi makanan bernutrisi seimbang, Â menjaga asupan vitamin, juga mengurangi kegalauan dengan menjagarasa bahagia. Efek pandemi ini juga memeri efek pada kesehatan mental terutama psikosomatis yang wajib diwaspadai. Psikosomatisberisiko tinggi menurunkan imunitas tubuh.
Iman, tentu saja sebagai umat beragama. Segala hal kita pasrahkan kepada sang pencipta. Menghadapi pandemi ini sebagai ujian dari NYA dan semoga bukan azab. Amin.
Perintah kewajiban puasa bagi umat Islam  QS Al- Baqarah 2:183 ditujukan kepada orang-orang yang beriman " Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa" . Sudah sangat banyak penelitian yang menegaskan bahwa puasa itu pada menyehatkan, sebagai sarana detoksifikasi bahkan sampai ke sel-sel tubuh termasuk menguatkan imun tubuh secara alami jika hal ini telah menjadi habit.Â
Telah ditentukan pula puasa ini untuk me-recharge pola makan/minum (metabolisme), pola tidur bahkan pola emosi yang teratur untuk menjalankan ibadah secara pribadi. Momen ramadan juga dituntun untuk me-recharge hubungan habluminanas melalui kegiatan banyak bersadaqah dan mengikis rasa kemelekatan dengan harta  benda yang dititipkan olehNYA sebagai wujud syukur dan cinta sesungguhnya kepada sang Pengasih.Â
Bulan ramadan adalah bulan kita untuk menempa diri bukan hanya dari segi keimanan, tetapi juga dapat menjadi momen kita untuk meningkatkan imun dengan menjalankan pola hidup sehat ala rasul selama ramadan misalnya. Baginda rasul juga meneladani kita untuk tetap menjaga kebugaran tubuh dengan olahraga dan mencukupkan istirahat dengan tidur yang berkualitas dengan tetap menjaga aman dari covid 19 dengan menjalankan protokol kesehatan.
Jika kita mempelajari literatur yang meneladani gaya hidup baginda rasul yang mindfulness. Rasul tidak pernah melakukan perbuatan secara setengah-setengah. Baik dalam bekerja dan beribadah. Tidak asing bukan di telinga kita hadits rasul : "“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya. Dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati besok".Â