Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Palembang Berani PSBB, Siap New Normal?

27 Mei 2020   10:17 Diperbarui: 27 Mei 2020   10:27 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


. 

Bu Wawali tetap tawadhu membantu para kaun papah, agar dapat dibawa berobat ke rumah sakit, memberi bantuan sedekah. 

Kebajikan ini juga yang diiikuti oleh pejabat lain, baik kota ataupun provinsi. Jika biasanya lihat mereka berfoto dengan sepeda lipat mereka. Entah dinaiki di depan icon-icon kota, atau tengah menenteng di tangga stasiun LRT atau hendak menunggu LRT. Abaikan postur family packnya. 

Sekarang lebih banyak foto mereka dengan mengenakan masker masuk ke lorong-lorong sempit, menenteng kantong dengan banyak logo BUMN atau perusahaan besar plus lembaga sosial, dengan slide selanjutnya penyerahannya ke orang-orang. 

Benar-benar teladan dengan kepemimpinan luar biasa ini warga Palembang sudah siap menghadapi new normal. 

Lah kok nanyain kesiapan rumah sakit, proteksi sekolah dan tempat publik, layanan transportasi publik dan pasar. Semua otomatis siap new normallah. Kalo belum siap, dan butuh lama kayak buat copas perwali pssbb itu ya maklumi aja. Semua butuh proses. 

Kesiapan Palembang Menghadapi New Normal

Perilaku kagetan Palembang, baik pengurus maupun warganya jika dimaklumi ya dapat diaggap normal juga toh. Sebagai kenormalan yang baru versi ngawur. 

Bukankah dalam KBBI , normal itu artinya menurut aturan atau menurut pola yang umum; sesuai dan tidak menyimpang dari suatu norma atau kaidah; sesuai dengan keadaan yang biasa; tanpa cacat; tidak ada kelainan. 

Acuan utama kenormalan adalah dapat diterima oleh halayak, yang tentu saja standarnya cepat berubah sesuai dengan nilai yang tumbuh di masyarakat saat itu. 

Media mainstrema nyinyir dulu,lalu viral, baru klarifikasi kemudian pun sudah dianggap kenormalan juga toh. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun