Selain, sedekah ruwahan serta melakukan ziarah kubur. Â Biasanya dilakukan di hari jumat, dan paling ramai hari jumat terakhir bulan sya'ban. Â Tahun ini, tidak dapat dilakukan beramai-ramai. Karena kompleks pemakaman Muslim di kampung kami berada di pemakaman Tionghoa. Menghindari pergesekan, karena kegiatan cengbeng dibatasi, maka ziarah kubur Muslim juga ditiadakan. Diriku pribadi, tidak terlalu kuatir terkait kondisi makam.Â
Mbah dan Bapakku (yang dimakamkan satu liang dengan Mbah Wedokku, berdasar pesan Bapakku). Karena para tetangga, penggali kubur  dan yang dipercaya merawat makan tionghoa selalu merawat makam mereka setiap datang ke sana. Hanya memang ada rasa yang kurang tidak dapat mengunjungi makam Bapak. Â
Demi kebaikan bersama, penuntasan rasa rindu kepada orang yang mendahului kita dapat dialihkan dengan cara berbeda tetapi memberi manfaat yang sama. Jika selama ini sedekah ruwahan, masak hidangan untuk tamu yang hadir di acara sedekahan. Bisa dialihkan dengan membaginya ke para tetangga.Â
Kondisi covid 19 lalu juga, beberapa kerabat dan tetangga kehilangan pekerjaan atau setidaknya pendapatannya berkurang dapat terbantu jika kita mengulurkan tangan meringankan sedikit beban mereka.Â
Semoga kuat dan sling menguatkan menghadapi covid 19 ini. Sehingga kita di tahun-tahun mendatang dapat menjalankan segala tradisi komunal kita menjelang ramadhan. Salam Kompal Selalu, Tetap Bahagia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H