" Mbak....."katanya dengan muka memelas.
"Turun, turun semua" celotehku. "Balik sana", sambungku lagi.
" Udah, Mas. Aman, selow aja, gak usah ngebut-ngebut"celotehku. "Semua udah  gak ngikut, dan sampe rumah gak akan ada yang ikut kok" Ujarku lagi.
Aku tahu dia masih shock dengan "Tante" di sudut rumahku yang menatapnya dari tadi. Dia GR, Tante itu kesel sama Noni Centil dari Gedung BI yang ogah pulang. Tante adalah perempuan berambut panjang, bermuka pucat dan jutek dengan rambut panjang tergerai kurang perawatan, sedangkan Noni adalah perempuan berambut pirang, bermata biru, berpakaian tulle elegan, ya jangan minta dia senyum sih. Taringnya bikin bergetar.
Kalo dua sejoli dari Puncak Sekuning udah kabur dari tadi.
"Udah..dia bukan liatin kamu, pulang saja. Percayalah. Gak akan ada yg ikutin kamu, eh..tadi janji mau nganterin kan?"' celetukku.
" Gimana Mbak..untuk pulang sendiri aja aku takut"gumamnya.
"Perlu ku minta salah satu nemenin?"aku menawarkan padanya.
" Oh ya jangan"ucapnya. Sesaat aku keluar dari mobil dia tancap gas.
Suamiku nongol dengan santai "banyak banget teman yg diajak pulang"celotehnya terkekeh.
" Hooh, nyebelin. Alamat 3 malem kita susah mesra-mesraan"sahutku mangkel.