Aroma kembang kanthil yang wangi menyeruak, ya sebatang pohon cempaka besar tumbuh dengan bunga merekah, udara malam dan dingin memperkuat aromanya.
" Waduh, maaf Mbak, gak sengaja" , ia buru-buru menutup jendelanya.
"Kok aroma wangi ini masih ada di sini ya,Mbak?" ia bertanya dengan gusar.
"Wangi apa, busuk"komenku keki
Seketika aroma itu menghilang. Mobil ini berpacu cepat, tapi terasa perjalanan ini semakin jauh.
Aku mengangkat telpon dan menelpon suamiku " Ayah, tolong buka pintu depan"ucapku singkat.
"Udah, lewat pintu belakang aja" sahut suamiku dengan nada cuek. Bisa ditebak, dia tengah asik mabar.
"Gak, aku lagi nggak nyaman"aku memaksa.
"Okelah..."sahutnya setengah hati.
Tibalah kami di depan rumahku. "Mbak, pintunya belum dibuka, saya antar saja ya sampe pintu belakang"ucap sang driver.
" Astaga...apa itu?"ucapnya kala melihat sesosok bayangan putih.
Kemudian ia berkomat-kamit.
"Udahlah Mas, biasa ajalah. Lah apa kabar yang numpang dari tadi di belakang" ucapku sambil menunjuk kursi belakang.
"Innalilahi...ini gimana,Mbak?" tanyanya panik melihat beberapa sosok yang sebenarnya sudah ikut perjalanan kami dari tadi.
"Kakak takut?" ,tanyaku balik. Sambil aku mengumpat dalam hati "rasain tuh".