https://www.kompasiana.com/kartika.l.kariono/5ca8e7f295760e60a2251e74/lestari-hutan-bukan-cawa-bagi-warga-url-dan-irlSiapa sih yang tidak suka kue nastar?. Â Kue kering yang katanya peninggalan kolonial ini. Â Karena asal katanya adalah ananas (nanas) dan taart (kue). Â Kue ini seperti wajib ada di 4 lebaran besar yang dirayakan di Palembang, Lebaran Idul Fitri, lebaran haji, lebaran Natal dan lebaran Cino (Sin Xia /Tahun Baru Imlek).
Meski masing-masing lebaran ada makanan khas yang dihidangkan tetapi pada umumnya nastar seolah hidangan wajib di atas meja.
Soal rasa tergantung dengan kualitas bahan baku pada tepung dan butternya, atau tempat membelinya dimana. Tergantung selera.
Bentuk nastar juga sudah berbagai macam, bahkan di lebaran Cino kemarin bentuk babi yang melambangkan tahun ini adalah tahun babi sempat menjadi trend.
Salah satu penentu enak atau tidaknya nastar tentu isiannya berupa selai nanas.
Sebagian menyukai selai dengan campuran kayu manis sebagai pengharum. Selera saya yang hanya gula dan nanas. Aroma kayu manis menutupi aroma khasnya, itu menurut saya loh.
Kue nastar dengan adonan yang pas membuat kuenya yang meleleh di mulut dan meninggalkan rasa manis asam selai nanasnya.
Rasa manis asam yang pas tentu rasa yang paling ideal, meski hal itu tergantung selera penikmatnya juga. Tetapi kalian tahu kan rasanya jika makan nastar yang selainya terlalu manis atau terlalu asam.
Nggak banget kan?.
Selain nastar di Palembang juga mengenal "Lapis Nanas" untuk hidangan 4 lebaran, ini salah satu favoritku. Bisa bayangkan bolu lapis yang berselang seling bolu dan lapis nanas. So yummy, kalo gak ingat kapasitas perut dan akan mengunjungi rumah lain, bisa gak berhenti menikmatinya.