Masih ada kok, meski jumlahnya tidak sebanyak dulu lagi. Bahkan di kampus tempat saya menjadi buruh, mamang PS setiap pagi selalu mangkal.Â
Banyak kenangan dengan tukang pempek sepeda. Penyelamat di kala lapar belum sarapan, cukonya yang umumnya dari cuko sintetis dan encer, dengan bahan baku ikan laut kualitas minim, tapioka yang harga terbawah dan diproduksi massal yang higinitasnya dipertanyakan justru menjadi kenikmatan bagi mulut dan tidak dirasakan di lambung efeknya di masa remaja kami.
Sampai saat ini hal demikian jadi bahan bullyan jika bertemu mengingat kenakalan masa kecil dengan mamang pempek sepeda.
Penasaran rasanya? Yok ke Palembang, sebuah kota yang begitu beragam bahkan dalam selera pempek.
Selamat pagi Indonesia
Salam Kompal, Salam Pempek,
Peh...kito behoji dulu pagi-pagi.
dak ngighup nyuko pagi-pagi dak boi. Tetap bahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H