Tiba di penginapan, langsung meluncur ke ruang pelatihan, registrasi dan masuk ruangan, tas dititipkan ke panitia. Bersama Ibu boss cengar cengir, karena saya dan dia pake jeans,hanya beliau pakai kemeja dan saya pakai kaos. Pasang muka cuek aja. Toh akan mendapat posisi duduk di belakang juga.
Disater dimulai saat buka tas dan notebook,astaga saya lupa membawa charger dan notebook saya habis batere, lengkaplah sudah saya peserta badung yang main hape, cekrak cekrek slide tayangan dan mencatat melalui handphone.
Istirahat saat pukul 5, untuk check in kamar, yang dilanjutkan makan malam, dan bimtek dilanjutkan pada pukul 7 hingga pukul 9 malam plus ngobrol dengan beberapa kolega dari institusi lain membahas mengenai materi yang bikin dag dig dug institusi kami ini, hingga pukul10 malam saya baru kembali ke peraduan.
Syukurlah kamarnya nyaman, dan saya beruntung karena mendapat kamar sendiri. Nikmat mana lagi yang engkau dustakan, bukan persoalan saya ini makhluk anti sosial yang kesulitan saat beradaptasi sekamar dengan teman baru. Tetapi hotel dan resort lokasi pelatihan ini sepertinya dipersiapkan untuk yang honeymoon. Tempat tidurnya semua single bed dengan rancang bangun kamar mandi yang aduhai,bersekat jendela bening.
Dengan tidak ada power pada notebook,menjadikan tidak banyak hal yang dapat saya kerjakan, selain menonton televisi dan main handphone yang berujung pada chat dengan beberapa teman. Ah...kebiasaan buruk sekali,dan tahu yang lebih buruk? saya selalu menyadari apa saja yang menjadi kebiasaan buruk dalam hidup saya, tetapi tidak pernah saya perbaiki. Hanya terbatas pada awareness saja, tapi udah lumayan kan?.
Bangun subuh, dan perangkat shalat disediakan di hotel ini. Tidak ada aktifitas pagi yang menjadi kewajiban saya subuh ini, sehingga memutuskan menikmati pagi, dengan olah raga? nggaklah ha ha. Saya membuka tirai kamar dan melihat ke arah luar jendela dan Subhanallah, panorama laut.
Saya tidak menyadarinya kemarin, meski saya duduk makan malam di pinggir jendela tetapi tidak ada yang membuat saya tertarik untuk menoleh, karena kupikir hanya pemandangan kota dengan kerlap-kerlip lampu semata. Norak? Iya juga sih. Saya 'kan orang Palembang yang jarang sekali lihat laut, bahkan sungai pun orang zaman bingen (dahulu) menyebutnya laut, daerah saya ada sebutannya Kenten Laut, padahal di tempat itu cuma ada anak sungai Musi. Ah..sudahlah itu akan dibahas nanti saja.
Siapkan secangkir teh dan nikmati panorama dengan duduk bersenderan di kursi santai. Menunggu waktu breakfast dan mulai pelatihan jam delapan pagi. Saya yakin laut tidak terlalu jauh dari sini, dan yakin dapat ditempuh dengan ojek.
Makasih Mbah Google dan Ojol