Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jika Diam Dapat Menjadi Pembunuh Diam-diam

11 Desember 2017   22:15 Diperbarui: 11 Desember 2017   22:48 1782
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Temu Blogger kesehatan Palembang (dok.Blogger Kesehatan)

Mereka  pun menceritakan bagaimana latar belakang kehidupan mereka termasuk  penyebab mereka menjadi ODHA yang memang jauh  berbeda satu sama lain. 

Satu pertanyaan yang sama  ditujukan kepada mereka "apa yang mereka rasakan ketika pertama kali mengetahui mereka positif HIV?". Jawaban mereka senada, mereka frustasi dan merasakan seperti akhir dunia, namun dengan berjalannya waktu mereka berjuang untuk survive, melalui terapi Antiretroviral (ARV) yang sangat disiplin minum obat setiap 12 jam. 

Menurut mereka, mereka masih beruntung, karena keluarga mereka memberikan dukungan kepada mereka untuk berjuang penyembuhan penyakit mereka, karena di luar sana tidak sedikit ODHA dibuang oleh keluarga mereka. Karena itu mereka tidak hanya berbuat untuk diri sendiri, mereka menolong sesama ODHA serta mereka mengambil sebuah langkah besar yang sangat berani, menyuarakan hak-hak mereka sebagai manusia, hanya mereka ODHA.  

Mereka tetap dapat beraktifitas bahkan berbisnis, juga berumah tangga. Mbak Ayu bahkan menikah dengan bukan ODHA dan sempat menjalani program memiliki anak , meski Tuhan berkehendak lain, belum menitipkan kepada Mbak Ayu dan pasangan karena gangguan paru-paru, tetapi dapat dipastikan bahwa si baby terbebas dari penularan HIV. Mas Antonio malah lebih keren lagi, ia pengantin baru menikah dengan istrinya tepat di tanggal 1 Desember 2017, di hari AIDS sedunia.

Bahkan sebagai ODHA tidak mau disebut sebagai penderita HIV/AIDS. Karena HIV/AIDS bukan sebuah penderitaan, dan HIV/AIDS tidak menghilangkan jati diri mereka sebagai manusia. Mereka hanya perlu bertahan dan melawan penyakit mereka dengan pengobatan.

Jadi ketika ada manusia lain yang memperlakukan mereka bukan sebagai manusia, memberi stigma buruk bahkan memfitnah, apakah dibenarkan  kita hanya diam?.

Persoalan HIV/AIDS saat ini menjadi persoalan yang cukup serius,  tercatat di kementrian kesehatan bahwa total kasus HIV di Indonesia s/d Maret 2017 sebanyak 242.699 kasus, artinya sekitar 40 ribuan kasus ditemukan per tahun atau lebih  kurang 110 kasus perhari.  

Berdasarkan pola transmisinya 0,6 % bisex, 3,0 % Perinatal,0,3 % Transfusi, 10,5 % IDU, 13.5 % Tidak diketahui, 4,9 % homosex dan 67,8 % heterosex. 

Kasus HIV di Indonesia (Sumber :Kemenkes RI)
Kasus HIV di Indonesia (Sumber :Kemenkes RI)
Kepala Hubungan Media dan Lembaga Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes RI, Bapak  Indra Rizon,SKM,M.Kes, menjelaskan bahwa terjadi pergeseran pola penularan HIV, jika sebelumnya lebih didominasi penggunaan narkoba saat ini lebih cenderung penularan karena perilaku seks. Karena itu menjadi penting pencegahan penularan HIV melalui pemahaman HIV secara komprehensif sejak usia sekolah. 

Dijelaskan lebih jauh oleh Dr. Endang  Budi Hastuti (Kasubdit HIV AIDS dan PIMS Kementrian Kesehatan) dalam acara temu blogger tersebut, bahwa Pemerintah berupaya keras untuk menanggulangi laju kasus HIV/AIDS dengan Kebijakan dan Strategi Pencegahan dan Pengendalain HIV AID dan PIM melalui Permenkes No.21 Tahun 2013 Tentang Penanggulangan HIV/AIDS dengan 3 Zero di Tahun 2030 (Zero new HIV Infection, Zero AIDS  related Death, Zero Discrimination)

Untuk mencapainya telah disusun strategi TOP 90-90-90 , T (Temukan: 90 % ODHA mengetahui Status HIVnya)  O(Obati, : 90 % ODHA yang tahu status  mendapat ARV), P( Pertahankan:, 90 % ODHA on ART mengalami supresi VL/Penekanan jumlah virus)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun