Mohon tunggu...
Kartika Kariono
Kartika Kariono Mohon Tunggu... Pengacara - Ibu Rumah Tangga

Mengalir mengikuti kata hati dan buah pikiran

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Fiksi Kuliner] Mak Ijah, 8Jam, Engkak, Maksubah dan Lapis Legit

6 Juni 2016   06:20 Diperbarui: 6 Juni 2016   08:45 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Mak” Abimana menegur Ibunya, bersujud dan memeluknya. “ Udah, nggak usah lama-lama meluknya. Masih bau asem” ucap Mak Ijah berseloroh. “Mommy” ucap  Paula sambil memeluk mertuanya itu erat-erat.

“Mana Jum?” tanya Abimana. “ diliburkan, dari 2 minggu lalu” sahut Mak Ijah kalem. “ What? Nggak bener ini si Ijah” gerutu Abimana langsung memencet hapenya, dan terdengar nada sibuk di hapenya.

“Bi, Emak yang meliburkan, dia juga mau lebaranan sama keluarganya toh, kenapa repot?” ucap Mak Ijah.

“Apa ini Nyai?” tanya Pascal sambil memencet-mencet potongan kue di piring. “ Ini 8 jam, ini maksubah, ini engkak, dan ini lapis legit” ucap Mak Ijah menjelaskan.

“ Nggak mau, nggak enak, nggak ada cheese or chocolate” sahut Pascal. “ Iya, Anin lebih suka blackforest, rainbowcake with much frosting, redvelvet. Kuenya Nyai is too sweet” sambung Anindya.

“ Ah..gampang itu, kalian sudah mampir ke toko pastry yang  di arah bandara bukan, dan kalian pasti sudah membawanya” sahut Mak Ijah, dan memang benar. Karena itu sudah kebiasaaan menantunya setiap pulang ke Palembang.

“Itu pesan dimana Mak?” sahut Abimana sambil menyomot sepotong engkak ketan kesukaannya. “ bikin sendiri dong” sahut Mak Ija berbinar. “Enak kan? Karena dibuat dengan penuh cinta” sahut Mak Ijah. “Kenapa nggak sekalian  buat lapis kojo dan dodol duren” sahut Abimana bersungut.

“Ah..yang itu tidak sempat” sahut Mak Ijah terkekeh, ia tahu bahwa Abimana kesal mengapa Ibunya sampai berletih-letih menyiapkan kue –kue ini “ Nanti Paula diajarin deh, pake oven tanah liat” sambungnya terkekeh-kekeh.

“ Mak, mengapa harus repot, aku tahu Emak membuatnya dengan cara paling tradisional yang kita paham, buat apa Mak”

“Seperti Emak katakan padamu berulang-ulang, terkadang tidak semua hal dapat dijelaskan dan dipahami dengan kata-kata bukan?”.

Dok: Ngademin FC
Dok: Ngademin FC

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun