Mohon tunggu...
Karresa Esa
Karresa Esa Mohon Tunggu... Human Resources - Semakin tinggi ilmu kita, semakin tawadhu

Lahir dan besar di Bontang, Kaltim dan pernah kuliah di Sleman, Yogyakarta.. Id Facebook : Karresa Kar Id Instagram : @Karresa blog : https://duniapenablog.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mang Aen, Harapan Seorang Petani

28 Januari 2016   16:51 Diperbarui: 2 September 2019   13:50 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bener itu Mang. Kalo gagal panen mang, ada jaminan gak dari pemerintah daerah sini ? Setahu saya kalau di luar negeri tuh ada jaminan petani yang mengalami gagal panen".  Saya bertanya kembali sembari memberi sedikit informasi.

"Kalau gagal panen ya nasib mas, kami pasti merugi, tidak ada jaminan dari pemerintah daerah sini. Lagian kalau kita panen banyak mas, hasil kami dibayar murah, padahal sampai ke konsumen harganya bisa melejit. Ini tidak terlepas dari permainan para tengkulak yang menimbun beras, lonjakan harga tersebut sama sekali tidak dirasakan keuntungannya oleh kami para petani dan pedagang kecil. Sebab, harga pembelian para tengkulak dari petani tidak tinggi. Sementara dengan menahan stok, para tengkulak  bisa mendapatkan harga jual yang tinggi dari masyarakat". Jawab Mang Aen.

"Duh segitunya ya mang kondisi Mang Aen dan kawan-kawan disini sebagai petani beras. Kalau untuk harga pupuk urea bersubsidi disini pak ? Setau saya harga eceran tertinggi(HET) pupuk urea bersubsidi untuk saat ini Rp. 1400/kg". Saya kembali bertanya sembari memberikan sedikit Informasi.

"Sebenarnya harganya cukup murah dan sangat terjangkau mas, namun setelah melewati beberapa pintu harganya semakin membengkak dan tentunya memberatkan kami sebagai petani. Kemarin-kemarin aku beli pupuk bersubsidi harganya sampai 4000/kg mas, jauh banget pembengkakan harganya. Aku berharap pemerintah dapat memberikan pengawasan hingga ke tingkat bawah agar pupuk bersubsidi dapat dirasakan harga murahnya oleh petani." Jawab Mang Aen penuh kesal.

Begitu banyak Masalah yang dirasakan Mang Aen sebagai petani. Saya mencoba untuk menghibur Mang Aen dengan mengarahkan arah pembicaraan yang lebih santai.

"Mang Aen nama kepanjang Mang Aen apa ?" Tanyaku penuh penasaran.

"Nama lengkap ku Marhaen mas". Jawab Mang Aen.

"Wuihh itu nama lengkap Mang Aen kayak ideologi yang dibuat Bapak Proklamator kita, Bung Karno". Ujar ku seraya terkejut.

"Iya mas, aku tahu kok. Bapakku dulu memberi nama ini karena kagum akan Ideologi Pak Sukarno yang sangat memperhatikan kaum kami para petani". Balas Mang Aen.

"Iya semoga aja kedepannya orang-orang elit  di dalam pemerintahan negara kita ini lebih memperhatikan kaum petani. Apa yang dicita-citakan bapak proklamator kita terhadap negara ini tidak tergerus dengan ganasnya modal-modal asing untuk membangun negara ini. Jangan sampai negara Agraris sebagai karakter bangsa Indonesia hilang diterkam oleh keperkasa'an barang-barang Impor".

Setelah 2 jam perbincangan, akhirnya Mas Aen ijin pamit duluan, karena ada urusan keluarga yang tidak bisa ia tinggalkan. Selama seminggu lebih saya bekerja di desa ini, selalu saya sempatkan untuk bertemu Mas Aen dan keluarga. Bercerita penuh makna kesederhana'an yang menginspirasi saya untuk selalu semangat dalam bekerja. Pekerjaan yang saya dapatkan di saat teman-teman kantor berlibur menjadikan ku lebih mensyukuri hari-hari lembur yang diberikan perusahaan oleh saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun