Sumber Gambar :Â Â https://encrypted-tbn2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcSlca6EByVqqeilZpobXdfUYFivBcNbWFARH9DQCBPpNh55YpNBFNLU6YP2vQ
Liburan telah tiba. Liburan akhir tahun selama seminggu menjadikan suasana kantor menjadi meriah menjelang berakhirnya pekerjaan kita masing-masing. Teman-teman kantor sudah sepakat untuk berlibur ke pulau Derawan di Kabupaten Berau. Mereka sudah menyiapkan rencana jauh-jauh hari untuk berlibur, menghilangkan penat rutinitas pekerjaan sehari-hari. Di dalam hiruk pikuk suasana bahagia di goup medsos kita, ada salah satu karyawan yang tidak dapat merasakan euforia tersebut yaitu saya. Tambahan pekerjaan dalam memasarkan sebuah produk di suatu desa terpencil di pulau Jawa dibebankan kepada saya. Alasannya ialah saya mendapatkan giliran saat liburan kali ini harus terjun ke lapangan, dalam hal ini ialah ke suatu desa terpencil yang berada di pulau Jawa. Mau tak mau harus saya kerjakan demi kesejahteraan di masa yang akan datang.
Akhirnya saya meninggalkan kota tempat saya bekerja sekaligus kota kelahiran saya. Dengan menempuh perjalanan darat selama 5 jam menuju bandara. Sesampai di bandara, akhirnya saya take off menuju tempat dimana saya akan memasarkan produk selama sebulan. Perjalanan melalui udara memakan waktu 2 jam. Setibanya saya di desa terpencil tersebut, saya menginap di kantor pemasaran tempat saya bekerja. Dalam istirahat saya, tak lupa saya melihat foto-foto teman-teman kantor yang asyik berlibur dan tak sedikit pula yang menggoda saya karena tidak mengikuti liburan yang teman-teman nikmati. Saya pun hanya tersenyum dan berkata "ya sudah lah dinikmatin saja pekerjaan lembur ini."
Keesokan hari nya, di pagi hari yang begitu cerah saya bergegas untuk bekerja akan tetapi tiba-tiba atasan menyuruh saya untuk beristirahat karena saya baru saja datang ke tempat ini. Kesempatan ini tak saya sia-sia kan untuk keluar kantor berjalan mengitari rumah-rumah kayu masyarakat disana sembari melihat pemandangan berupa hamparan sawah di bawah kaki bukit yang begitu luas. Udara segar menyapa jiwa ini dan menyentuh relung qolbu dengan menghirup sangat dalam udara-udara polos yang tidak pernah tersentuh oleh keperkasaan polusi-polusi pabrik di perkotaan.  Pikiran pun tenang sejenak oleh suasana di pedesaan tempat saya bekerja. Beristirahat di suatu pendopo beralaskan kayu dan beratapkan seng-seng tua dan Terbesit kata di dalam benakku, "seandainya saya disini hanya liburan, tidak bekerja, nyaman banget pastinya". Tak lama saya sedang menikmati suasana itu, seseorang datang menyapa saya. Dengan membawa cangkul di pundak kiri nya dan membawa bekal di tangan kanan serta di kepalanya memakai topi caping. "Assalamualaikum mas, tegur Pak Tani. "Wa'alaikumsalam", balas ku. Perkenalan pun dimulai oleh Pak Tani.
"Mohon maap mas, mas nya baru datang pertama kali ya ke desa ini ?" Tanya Pak Tani dengan senyuman.
"Iya pak, baru sehari saya disini". "Saya kebetulan lagi dapat tugas di kantor cabang pemasaran di desa ini". Balas saya seraya tersenyum.
"Oow pantesan aku baru lihat sampeyan". "kalo boleh tahu mas nya ini asalnya dari mana ?" Tanya Pak Tani.
"Dari Bontang, Kalimantan Timur". Jawab saya.
"Jauh juga ya mas, ya selamat datang di desa kami mas". Balas Pak Tani dengan senyuman.
"oow iya pak". seraya tersenyum. "Bapak yang punya sawah ini kah pak"? Ujar ku.
"Iya mas cuma 2 petak saja"."Yaudah mas, tar ngobrol-ngobrol nya di lanjut, saya mau bertani dulu di sawah". "Oiya, panggil saja aku Mang Aen". Sembari menuju sawah untuk bekerja.