Kontribusi Dato' Ri Pattimang dalam penyebaran Islam di Sulawesi telah memberikan pengaruh jangka panjang yang masih terasa hingga saat ini. Tempat-tempat pengajaran agama yang didirikannya menjadi pusat keilmuan yang memperkuat tradisi Islam di wilayah Wajo dan Luwu.Â
Generasi penerusnya juga melanjutkan perjuangan dakwahnya, menjaga ajaran Islam yang telah ia tanamkan dalam masyarakat. Sebagai tokoh penyebar Islam, Dato' Ri Pattimang tidak hanya dikenal karena usahanya dalam mengislamkan masyarakat, tetapi juga karena warisan intelektualnya yang turut memperkaya tradisi Islam di Sulawesi Selatan (Azra, 2021).
Kesimpulan
Proses penyebaran Islam di Sulawesi merupakan hasil dari interaksi kompleks antara perdagangan, politik, dan dakwah yang dilakukan oleh para mubaligh. Islam mulai masuk ke wilayah ini melalui jaringan perdagangan yang melibatkan pedagang Muslim dari berbagai daerah, yang membawa ajaran agama dan nilai-nilai budaya baru.
 Kerajaan Gowa dan Tallo berperan penting dalam mempercepat proses Islamisasi, setelah para rajanya memeluk Islam dan menggunakan otoritas politik mereka untuk memperkenalkan agama tersebut secara luas kepada masyarakat.Â
Tokoh-tokoh seperti Dato' Ri Bandang, Dato' Ri Tiro, dan Dato' Ri Pattimang memainkan peran krusial dalam dakwah Islam dengan metode yang adaptif terhadap budaya lokal, sehingga ajaran Islam dapat diterima dan diintegrasikan ke dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Sulawesi. Keseluruhan proses ini tidak hanya mengubah aspek keagamaan, tetapi juga membawa perubahan signifikan dalam struktur sosial dan budaya masyarakat, yang membentuk identitas keislaman Sulawesi yang khas hingga saat ini
Daftar Pustaka
Andaya, L. Y. (2016). The heritage of Arung Palakka: A history of South Sulawesi (Celebes) in the seventeenth century. KITLV Press.
Azra, A. (2021). Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII & XVIII. Prenada Media.
Hamka. (2019). Islam dan Adat Minangkabau. Balai Pustaka.
Noer, K. (2020). Islam di Nusantara: Sejarah Sosial Politik. LP3ES.