"Setiap pekerjaan yang dilakukan dengan sangat baik yang telah dilakukan oleh orang yang berdedikasi penuh, selalu menjadi sumber inspirasi." - Carlos Ghosn
Senja yang perlahan menurun di atas Istora Gelora Bung Karno, Jakarta, pada Kamis (23/1/2025) menjadi saksi bisu bagi sebuah perpisahan yang menggetarkan hati.
Di lapangan bulu tangkis yang tak asing bagi kita, dua nama besar, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan, akhirnya mengakhiri pengabdian panjang mereka di dunia bulu tangkis.
Perjalanan yang dimulai dengan penuh harapan pada 2012 itu kini sampai pada babak terakhir, meninggalkan kenangan manis yang akan terus dikenang.
Di balik langkah mereka yang tegap, ada cerita tentang dedikasi yang tak pernah surut dan semangat yang tak pernah padam.
Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan adalah dua sosok yang tidak hanya dikenal karena prestasi mereka, tetapi juga karena keteladanan yang mereka tunjukkan di luar lapangan.
Mereka menyatu dalam dedikasi yang luar biasa, mengajarkan bahwa kemenangan sejati bukan terletak pada medali, tetapi pada perjuangan yang tulus.Â
Setiap langkah mereka di lapangan adalah puisi perjuangan, yang dipenuhi dengan ketekunan, kerja keras, dan semangat pantang menyerah.
Mereka adalah simbol ketangguhan dan kehormatan bagi Indonesia di kancah bulu tangkis dunia. Dan meskipun mereka tidak pernah meraih medali Olimpiade, mereka tetap menjadi legenda yang tak akan pernah pudar.
Kemenangan yang Lebih Bermakna dari Medali
Momen emosional pada pertandingan terakhir mereka di Indonesia Masters 2025 menyisakan keharuan yang mendalam.
Ketika Ahsan melepaskan smes yang tak melewati net, seluruh dunia terasa hening sejenak, seiring berakhirnya perjalanan mereka sebagai pasangan ganda putra yang mengukir sejarah.
Hendra dan Ahsan, dengan tangan yang melambai dan mata yang mulai sembab, melangkah pergi dari lapangan dengan penuh rasa syukur, diiringi tepuk tangan gemuruh dari ribuan penonton yang menyaksikan.
Namun, kemenangan terbesar mereka tidak selalu tercatat dalam medali atau piala yang mereka raih. Mereka meraih juara dunia pada 2013, 2015, dan 2019, membawa medali emas Asian Games 2014, dan turut mengantarkan Indonesia meraih Piala Thomas pada 2020. Tetapi lebih dari itu, mereka memenangkan hati rakyat Indonesia dengan sikap rendah hati, disiplin, dan kerja keras yang tak kenal lelah.
Pada babak kedua Indonesia Masters yang menandai akhir karir profesional mereka, Hendra dan Ahsan harus menerima kekalahan dari pasangan ganda putra Malaysia, Juniadi Arif dan Roy King Yap.
Meski kalah, laga tersebut tak hanya sekadar pertandingan biasa. Ia adalah babak penutupan dari perjalanan panjang penuh warna yang tak hanya melibatkan mereka berdua, tetapi juga para penggemar, keluarga, dan sahabat yang setia mendampingi.
Saat Ahsan menangis dalam pelukan Hendra, tak ada kata-kata yang bisa menggambarkan perasaan yang mengalir deras. Perpisahan ini bukan sekadar soal sebuah laga yang kalah, tetapi tentang sebuah ikatan emosional yang sudah terjalin begitu kuat.
Prestasi yang Mengukir Sejarah dan Kesan yang Tak Terlupakan
Dua sahabat, lebih dari sekadar rekan,
Kebersamaan yang tak terhingga, tak terlupakan,
Dengan smash dan keteguhan, mereka bersinar,
Warisan cinta, prestasi, takkan pernah pudar.
Perjalanan panjang mereka di dunia bulu tangkis telah menorehkan prestasi gemilang yang tak akan terlupakan.
Dua kali menyandang gelar Juara Dunia (2013, 2015), meraih medali emas Asian Games 2014, serta mencatatkan kemenangan di All England 2014 dan Indonesia Open 2013, Hendra dan Ahsan menjadikan setiap turnamen sebagai medan untuk menyempurnakan kolaborasi mereka yang begitu kokoh.Â
Namun, meskipun dunia bulu tangkis telah mempersembahkan banyak medali kepada mereka, perjalanan ini jauh lebih dari sekadar penghargaan. Di balik prestasi-prestasi tersebut, ada pengorbanan dan kerja keras yang tak terlihat, serta dedikasi tak terbatas untuk Indonesia.
Di luar lapangan, Hendra dan Ahsan adalah sepasang sahabat yang tak tergantikan. Ahsan dengan penuh kasih menggambarkan Hendra sebagai seorang kakak, dengan kedekatan yang begitu kuat karena telah melalui banyak tahun bersama. "Kami lebih banyak bersama daripada dengan keluarga, bahkan sekamar," ungkap Ahsan dengan penuh perasaan.
Saling memberi dukungan dan masukan, mereka membangun hubungan yang lebih dari sekadar pasangan ganda---mereka adalah saudara sejati di dunia bulu tangkis.
Meskipun mereka tak meraih medali Olimpiade, mereka tetap menganggap perjalanan mereka sebagai sebuah kebanggaan besar, penuh dengan cinta dan dedikasi.
Perpisahan yang Menjadi Warisan Tak Terlupakan
Dalam perjalanan panjang yang penuh perjuangan, Hendra Setiawan dan Mohammad Ahsan telah membuktikan bahwa keabadian bukan hanya terletak pada prestasi, tetapi juga pada warisan yang mereka tinggalkan.
Perpisahan mereka, meski penuh haru, justru menguatkan pesan yang tak akan pernah pudar---tentang persahabatan, dedikasi, dan semangat untuk selalu memberikan yang terbaik. Sebuah perjalanan yang lebih dari sekadar kemenangan, melainkan sebuah cerita hidup yang akan terus menginspirasi.
Dua dekade lebih perjalanan mereka,
Di lapangan, perjuangan tak kenal lelah,
Senyum dan air mata jadi saksi,
Hendra-Ahsan, duet penuh makna yang abadi.
Dengan perpisahan mereka, Hendra dan Ahsan mengajarkan kita bahwa tak ada yang abadi selain perubahan. Namun, meski perjalanan mereka di dunia bulu tangkis telah berakhir, warisan yang mereka tinggalkan akan terus hidup di setiap hati yang terinspirasi.
Seperti alunan musik yang tak pernah berhenti meski nada terakhir telah dimainkan, pengabdian mereka akan terus menggema dalam perjalanan setiap generasi yang datang.
Mereka mengingatkan kita bahwa hidup adalah tentang memberi lebih dari yang kita terima, dan dalam memberi kita menerima kehidupan yang lebih indah, yang penuh dengan kebanggaan dan kedamaian.
Hendra dan Ahsan tidak hanya mengukir nama mereka di dunia bulu tangkis, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang akan terus tumbuh dalam diri setiap orang yang mengikuti jejak mereka.
Dalam perpisahan yang penuh haru itu, kita belajar bahwa kehidupan adalah tentang bagaimana kita bisa meninggalkan jejak yang tak akan pernah pudar, bukan hanya di lapangan, tetapi dalam setiap orang yang terinspirasi oleh perjalanan kita.
Begitu juga dengan Hendra dan Ahsan, mereka mungkin akan meninggalkan dunia kompetisi, namun mereka akan selalu hidup dalam setiap kenangan, dalam setiap kata "terima kasih" yang disampaikan oleh para penggemar yang mencintai mereka dengan tulus.
Perpisahan ini bukanlah sebuah akhir, melainkan sebuah awal dari babak baru dalam hidup mereka. Meski karir mereka di dunia bulu tangkis telah berakhir, kisah mereka akan terus hidup dalam setiap hati yang pernah terinspirasi oleh perjuangan mereka. Sebuah perjalanan yang lebih dari sekadar medali dan trofi---ini adalah kisah tentang dedikasi, keberanian, dan warisan yang tak akan pernah terlupakan.
Penulis adalah esais yang tertarik mengulas pengalaman emosional atau refleksi suatu peristiwa.
Sumber:Â
https://www.kompas.id/artikel/terima-kasih-hendraahsan
https://sport.detik.com/raket/d-7747103/ahsan-hendra-sudah-seperti-kakak-saya-sendiri
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI