Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa yang Bisa Tiru dari Sekolah Taman Siswa Ala Ki Hajar Dewantara?

14 Januari 2025   05:58 Diperbarui: 14 Januari 2025   05:58 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

Apa yang Bisa Tiru dari Sekolah Taman Siswa Ala Ki Hajar Dewantara?

Oleh Karnita

Ki Hajar Dewantara, tokoh pelopor pendidikan Indonesia, menciptakan konsep pendidikan yang sangat relevan hingga saat ini melalui pendirian Sekolah Taman Siswa pada tahun 1922. Konsep pendidikan yang dikembangkan oleh Ki Hajar Dewantara berfokus pada pengembangan karakter, kebudayaan, dan keterampilan praktis yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat. Sekolah Taman Siswa menekankan pentingnya pendidikan yang tidak hanya bersifat akademik, tetapi juga membentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, berjiwa merdeka, dan berbudaya tinggi. Dalam konteks pendidikan Indonesia saat ini, ada banyak hal yang bisa kita tiru dari pendekatan Ki Hajar Dewantara yang sangat humanis dan berorientasi pada kemandirian siswa.

Salah satu aspek utama dari pendidikan di Sekolah Taman Siswa adalah pengakuan terhadap pentingnya "Kebebasan Belajar." Ki Hajar Dewantara meyakini bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang unik dan harus diberikan kebebasan untuk berkembang sesuai dengan bakat dan minatnya. Pendekatan ini sangat relevan dengan tantangan pendidikan modern, di mana banyak siswa merasa tertekan dengan sistem pendidikan yang kaku dan terfokus pada ujian dan angka semata. Dengan menekankan kebebasan belajar, Sekolah Taman Siswa memberikan ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi diri, berkreasi, dan mengembangkan minat sesuai dengan kebutuhan zaman.

Pendekatan lain yang sangat penting adalah penekanan pada pendidikan karakter dan moral. Ki Hajar Dewantara menganggap bahwa pendidikan tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan individu yang cerdas secara intelektual, tetapi juga manusia yang berakhlak mulia dan bermanfaat bagi masyarakat. Sekolah Taman Siswa tidak hanya mengajarkan mata pelajaran akademik, tetapi juga mengintegrasikan nilai-nilai kebangsaan dan karakter dalam kehidupan sehari-hari siswa. Di tengah era pendidikan yang semakin berfokus pada kompetisi dan prestasi akademik, pengajaran karakter seperti yang diterapkan di Sekolah Taman Siswa bisa menjadi alternatif yang perlu diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan masa kini.

Selain itu, Ki Hajar Dewantara juga menekankan pentingnya pendidikan yang berlandaskan pada budaya lokal dan kearifan lokal. Sekolah Taman Siswa mengajarkan siswa untuk mengenal, menghargai, dan melestarikan budaya Indonesia, serta mengembangkan kebudayaan yang berakar pada nilai-nilai nasional. Di tengah arus globalisasi yang kian kuat, pendidikan yang memprioritaskan budaya lokal sangat penting untuk membentuk identitas bangsa yang kuat. Dengan mengintegrasikan nilai-nilai budaya lokal dalam pembelajaran, siswa tidak hanya belajar tentang pengetahuan umum, tetapi juga tentang cara menghargai dan melestarikan warisan budaya yang menjadi bagian dari jati diri mereka.

Pendidikan yang inklusif dan terbuka juga menjadi prinsip dasar yang diajarkan oleh Ki Hajar Dewantara. Sekolah Taman Siswa berusaha untuk menghilangkan sekat-sekat sosial dalam pendidikan dan memberikan kesempatan yang setara bagi setiap anak untuk belajar, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi. Konsep ini bisa dijadikan pelajaran berharga di tengah ketimpangan akses pendidikan yang masih terjadi di Indonesia. Menerapkan sistem pendidikan yang inklusif dan merata akan membantu menciptakan kesetaraan kesempatan bagi semua anak, memberikan mereka peluang yang sama untuk berkembang, tanpa dibatasi oleh kondisi ekonomi atau sosial.

Selanjutnya, Ki Hajar Dewantara memperkenalkan konsep pendidikan yang lebih demokratis. Di Sekolah Taman Siswa, siswa diberi kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan proses belajar mereka. Ini mencerminkan prinsip bahwa pendidikan bukan hanya tentang transfer pengetahuan dari guru ke siswa, tetapi juga melibatkan siswa dalam proses belajar itu sendiri. Pendekatan ini seharusnya diadopsi dalam pendidikan modern, di mana siswa tidak hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga menjadi agen aktif dalam pembelajaran mereka, yang akan mendorong rasa tanggung jawab dan keterlibatan yang lebih tinggi.

Selain itu, pendidikan yang holistik juga merupakan salah satu warisan dari Ki Hajar Dewantara. Sekolah Taman Siswa mengutamakan keseimbangan antara pengembangan aspek intelektual, fisik, sosial, dan emosional siswa. Pendidikan yang holistik ini memungkinkan siswa untuk tumbuh secara seimbang dalam berbagai dimensi kehidupan. Dalam sistem pendidikan yang semakin terfokus pada pencapaian akademik, penting untuk diingat bahwa perkembangan fisik, sosial, dan emosional juga sama pentingnya. Mengabaikan salah satu aspek ini dapat menghambat potensi siswa secara keseluruhan. Oleh karena itu, pendekatan pendidikan yang lebih seimbang dan menyeluruh akan membantu mencetak individu yang lebih matang dan siap menghadapi tantangan kehidupan.

Konsep pendidikan yang merdeka dan mandiri juga sangat penting dalam ajaran Ki Hajar Dewantara. Sekolah Taman Siswa tidak hanya mendidik siswa untuk mengikuti sistem yang ada, tetapi juga mengajarkan mereka untuk berpikir secara kritis, mandiri, dan kreatif. Di zaman yang penuh dengan tantangan dan perubahan cepat, kemampuan untuk berpikir kritis dan mandiri menjadi keterampilan yang sangat penting. Oleh karena itu, pendidikan yang menumbuhkan kemandirian ini harus diperkenalkan secara lebih luas, agar siswa dapat menjadi individu yang tidak hanya cerdas dalam hal akademik, tetapi juga memiliki kemampuan untuk beradaptasi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang kreatif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun