Mohon tunggu...
Karnita
Karnita Mohon Tunggu... Guru - Guru

"Aku memang seorang pejalan kaki yang lambat, tapi aku tidak pernah berhenti." — Abraham Lincoln.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kalaidoskop Pendidikan 2024: Refleksi dan Resolusi untuk Tahun 2025

11 Januari 2025   20:01 Diperbarui: 11 Januari 2025   20:01 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kalaidoskop Pendidikan 2024: Refleksi dan Resolusi untuk Tahun 2025

Oleh Karnita

Tahun 2024 telah berlalu, membawa serta berbagai dinamika dalam dunia pendidikan Indonesia. Sejumlah prestasi dapat dicatat, namun tak sedikit pula tantangan yang terus mengemuka. Seperti kaca pembesar yang memproyeksikan gambaran dari berbagai sudut, kalaidoskop pendidikan 2024 memperlihatkan gambaran yang kompleks. Mari kita telaah dan renungkan, serta menetapkan resolusi untuk masa depan yang lebih baik di tahun 2025.

Anggaran Pendidikan: Masih Jauh dari Ideal

Salah satu sorotan utama tahun ini adalah alokasi anggaran pendidikan yang terus menjadi perbincangan hangat. Meski anggaran pendidikan mencapai angka yang lebih besar dari tahun sebelumnya, tetap saja pembagian dan penggunaannya sering kali tidak proporsional. Anggaran yang besar seringkali hanya terasa manfaatnya bagi sektor-sektor yang kurang berdampak langsung pada kualitas pendidikan, sementara pengembangan kapasitas guru dan peningkatan infrastruktur sekolah, yang lebih mendesak, sering kali terabaikan. Seperti pepatah mengatakan, "Besar pasak daripada tiang," pengalokasian anggaran yang tidak tepat sasaran memperlihatkan betapa besar ambisi yang belum diimbangi dengan strategi yang tepat.

Pendidikan Karakter: Masih Minim Integrasi dalam Kurikulum

Selain masalah anggaran, pendidikan karakter yang menjadi isu sentral dalam berbagai kebijakan pendidikan belum juga terintegrasi secara mendalam dalam kurikulum yang ada. Meskipun sudah ada program-program yang mencoba memperkenalkan nilai-nilai karakter, sering kali ini hanya menjadi acara sampingan dalam pembelajaran. Pendidikan karakter bukan hanya sekadar teori, tetapi harus menjadi bagian dari setiap aspek kehidupan di sekolah---dalam sikap guru, hubungan antar siswa, hingga aktivitas sehari-hari. Namun, di lapangan, pendekatan yang lebih pragmatis dalam mengejar hasil akademik sering mengabaikan pendidikan moral yang mendalam.

Perkembangan Teknologi: Ancaman dan Peluang

Satu lagi hal yang patut menjadi perhatian adalah perkembangan teknologi dalam pendidikan. Di satu sisi, teknologi memberikan kemudahan akses pendidikan melalui berbagai platform digital. Namun, di sisi lain, ketimpangan akses terhadap teknologi masih menjadi isu besar, terutama di daerah-daerah terpencil. Selain itu, kemajuan teknologi juga membuka celah bagi pengaruh negatif seperti kecanduan media sosial dan penurunan kualitas interaksi sosial antar siswa. "Fiat lux", semoga cahaya teknologi ini bukan hanya memberikan kemudahan, tetapi juga menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih inklusif dan bermakna.

Kesenjangan Sosial dalam Pendidikan: Realita yang Tak Terelakkan

Kesenjangan sosial dalam pendidikan, yang tercermin dalam ketimpangan kualitas antara sekolah-sekolah di kota besar dan daerah, masih menjadi masalah yang belum teratasi dengan baik. Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu sering kali tidak mendapatkan akses yang sama dengan mereka yang memiliki sumber daya lebih. Kualitas fasilitas pendidikan, keberadaan guru berkualitas, dan akses terhadap pendidikan tinggi menjadi ladang ketidaksetaraan yang terus berlanjut. Oleh karena itu, kita perlu menuntut adanya pemerataan fasilitas dan kualitas pendidikan agar tidak ada anak bangsa yang tertinggal hanya karena latar belakang sosial ekonomi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun