Mohon tunggu...
Mbedah Alam
Mbedah Alam Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Kutubut Turost

Mbedah Alam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menantang Takdir

26 Maret 2019   11:13 Diperbarui: 1 April 2019   11:11 3776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari http://ihsan2912.blogspot.com

Setelah menghabiskan minuman dalam gelas yang aku ambilkan, pasien tadi melanjutkan kisahnya. 

"dan suatu hari aku ditugaskan oleh komandanku untuk menjinakkan bom aktif dari seorang teroris yang sedang menaruh sebuah bom di dalam gedung sebuah bank  yang terletak di samping jalan tol pasar Gayeng di kota Semarang dan saat aku berusaha menjinakkan bom itu dengan segala pelatihan yang telah aku peroleh tiba-tiba bom tersebut gagal dijinakkan dan meledak sangat keras, badanku terpental bersama pecahan bom tersebut, seluruh badanku terkoyak, aku menyadari kondisiku di dalam rumah sakit dalam keadaan kaki kananku sudah diamputasi karena hancur dan tidak mungkin untuk dipertahnkan".

sambil sesenggukan ia berusaha menahan emosinya agar tidak semakin larut dalam kesedihan."sudahlah pak, apa yang telah terjadi adalah kehendak Tuhan dan bapak masih beruntung". "beruntung bagaimana maksudnya mas???". Tanyanya kepadaku memotong perkataanku yang belum sempat aku selesaikan. "ya bapak masih beruntung karena masih diberi kesempatan untuk hidup, bias berkumpul bersama anak dan isteri, dan yang terpenting lagi adalah bapak diberikan kesadaran oleh Allah SWT atas segala tindakan bapak yang tidak benar menurut ajaran agama kita".

Tertegun ia mendengarkan penjelasanku, dan seolah Nampak kebahagian dan harapan dalam hidupnya."iya mas, mungkin ini adalah cara Tuhan memberikan petunjukNya kepadaku, semoga teman-teman dan saudara-saudaraku tidak mengikuti jejakku karena kebahagiaan adalah bukan saat kita mampu memenuhi ambisi dan cita-cita kita tapi bagaimana kita bisa mengerti dan memahami kehendak Tuhan dan itu adalah kebahagiaan yang sejati". 

Nampaknya pasien tersebut mulai menemukan jati dirinya lagi." Nah, ternyata bapak lebih cerdas daripada mereka yang selalu belajar agama tapi belum bisa menemukan kesadaran seperti bapak, nampaknya bapak bakat untuk menjadi seorang mubaligh atau dai, siapa tau banyak yang ngundang nanti". Guarauku sambil tersenyum. "alah sampyan ini ada-ada saja, ya nggak bakalan lah mas, orang seperti ini kok jadi dai, orang melihat saja sudah enggan apa lagi mendengarkan omongan saya.""heheheheehe" kami tertawa terkekeh-kekeh bersama seolah ingin menghapus kesedihan yang ada. 

"okelah kalau begitu pak, saya mau mohon pamit semoga pertemuan kita membawa manfaat dalam perjalanan hidup kita, tadi saya sudah di pesan oleh pak satpam untuk jangan larut malam karena jam besuk sudah habis". Kemudian kami saling salaman tak lupa berkenalan dan saling tukar nomor hp masing-masing. 

Demikian kisah singkat ini, kalau ada kemiripan nama, pelaku, peristiwa dan kejadian dalam tulisan ini, maka anggap saja in sebagai cerita dan tulisan orang yang sedang iseng dan tidak punya kegiatan selain cari-cari hayalan sendiri. 

Pesan untuk teman-teman, terimalah apa yang ada dihadapan kita dengan penuh syukur, karena kemungkinan itulah kehendak Allah SWT kepada diri kita untuk saat ini, tak lupa mari JANGAN MENANTANG TAKDIR TUHAN DENGAN MENGHALALKAN SEGLA CARA, APALAGI MUSIM CPNS, KITA BERUSAHA SEMAKSIMAL MUNGKIN UNTUK BERBUAT JUJUR DAN ELEGAN TANPA MERUGIKAN PIHAK LAIN. Cukup sekian salam kreatif menulis yang menuntun...........................................

Wallahu A'lam

#KA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun