Mohon tunggu...
Mbedah Alam
Mbedah Alam Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Kutubut Turost

Mbedah Alam

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Menantang Takdir

26 Maret 2019   11:13 Diperbarui: 1 April 2019   11:11 3776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari http://ihsan2912.blogspot.com

MENANTANG TAKDIR

Hari ini aku berjalan melintasi ruang dan waktu (kayak mahluk halus aja deh........), berjalan mengikuti alur angin dan sampailah di suatu tempat yang megah, indah dan menawan tapi penghuninya banyak yang sedih karena tempat itu adalah sebuah Rumah Sakit. 

Aku langkahkan kakiku memasuki pintu depan rumah sakit disambut sapa dan senyuman pak satpam, selamat malam mas... mau membesuk siapa dan di kamar apa? ,,tanya pak satpam, aku hanya tersenyum sambil menjawab seenaknya karena memang tidak ada yang akan aku besuk....nggak besuk siapa-siapa pak, cuman mau melihat-lihat saja semoga ada hikmahnya.......oooooooo...silahkan mas tapi jangan terlalu malam yaaa??? pinta pak satpam memperingatkan aku...iya pak....jawabku kembali. 

Aku kembali melangkahkan kaki menuju ke arah ruangan dan aku melihat satu ruangan yang sepi, kemudian aku melihat-lihat ruangan tersebut ternyata hanya ada dua orang penghuninya (pasien), aku ucapkan salam; assalaamu `alaikum.....aku menyapa mereka. `alaikum salaam, silahkan mas...mau ketemu siapa??? tanya salah seorang pasien sambil duduk. nggak pak cuma mau lihat-lihat saja...jawabku. sakit apa pak? 

Aku mulai memberanikan diri untuk bertanya, "saya terkena serangan jantung mas, tapi alhamdulillah sekarang sudah lumayan baikan, kata dokter dua sampai tiga hari lagi sudah boleh pulang" panjang lebar pasien tadi menceritakan kronologis penyakit dan sampai panjang lebar. 

Aku melirik ke arah sebelah tempat tidur pasien yang dari tadi diam saja, orangnya gagah, tegap, masih muda, perawakannya tinggi, rambut di potong pendek mirip seorang tentara,aku mulai menyapa, "maaf pak, sudah berapa hari di sini?". lalu pasien tadi menjawab; "sudah dua minggu mas," memangnya bapak sakit apa kok sudah dua minggu belum pulang?" aku semakin berani membuka percakapan. "ceritanya panjang mas, mungkin sampeyan lihat potongan saya seperti apa?" 

Agak mendongak ia memandang aku yang sedang berdiri. "kalau aku lihat, bapak kayaknya seorang tentara, betulkah pak?". Betul mas" jawabnya singkat. "lalu kaitannya apa dengan penyakit bapak?" aku semakin penasaran.

"Ceritanya begini mas, dulu aku adalah seorang pekerja pabrik di kawasan semarang, sejak lulus SMA aku ingin sekali menjadi seorang Tentara, karena gagah dan kerennya mungkin, aku sangat ingin sekali, berbagai tes seleksi aku ikuti, bahkan sampai aku menggunakan cara yang tidak halal, menyuap pegawainya". 

" Subhanallah.....!!!!!!!!! aku terkejut. "kenapa kaget mas?" NGaak usah kaget mas untuk urusan seperti itu di zaman sekarang adalah suatu hal yang lumrah dan sudah umum, orang berdalih hitung-hitung membeli sawah jadi hukumnya boleh". 

Pasien tadi terus memberikan argumennya, dan aku hanya mendengarkan dengan perasaan yang hampir tidak percaya.

"terus bagaimana dengan penyakit bapak sekarang ini?". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun