Persamaan adalah proposisi matematika dalam bentuk simbol (aljabar) yang menunjukkan hal yang sama. Sesuai dengan namanya, persamaan dua variabel memiliki dua nilai yang belum diketahui. Misal x dan y. Persamaan linier memiliki himpunan penyelesaian yang berupa garis lurus. Setiap titik pada garis akan memenuhi persamaan tersebut.Â
Sistem persamaan linier adalah sistem atau kumpulan beberapa persamaan linier. Jika ada dua variabel yang nilainya belum diketahui, sistem persamaan biasanya memiliki dua persamaan. Jika ada tiga variabel yang nilainya tidak diketahui, sistem persamaan biasanya memiliki tiga persamaan.Â
Persamaan linier dua variabel (PLDV) memiliki bentuk relasional yang sama dengan bentuk aljabar, dengan dua variabel, keduanya pangkat satu. Persamaan ini disebut persamaan linier karena membentuk grafik garis lurus (linear) jika dinyatakan secara bentuk grafik.
Sistem persamaan linier dua variabel (SPLDV) merupakan salah satu materi ajar matematika esensial yang harus dikuasai oleh siswa kelas X. Materi SPLDV merupakan salah satu keterampilan yang dibutuhkan siswa SMA dalam kurikulum 2013.Â
Dengan prinsip SPLDV, banyak hal yang terjadi: ketika kita berbelanja perhitungan harga barang yang kita beli dapat dilakukan menggunakan perhitungan SPLDV, ketika kita akan menentukan keuntungan maksimum dan minimum, dsb.
Metode yang digunakan untuk melatih sistem persamaan linear dua variabel adalah Metode grafis. Penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dapat diperoleh dengan menentukan koordinat perpotongan dua garis yang mewakili dua persamaan linier.Â
Langkah-langkah untuk menyelesaikan SPLDV dengan menggunakan metode grafis yaitu dengan menggambar garis yang mewakili dua persamaan pada bidang Cartesian. Tentukan perpotongan kedua grafik tersebut.
 Solusinya adalah dengan menggunakan substitusi dan eliminasi (x dan y). Selain menggunakan grafik, ada dua cara untuk menyelesaikan persamaan sistem linier yaitu dengan menggunakan substitusi dan eliminasi. Cara subtitusi (mengganti), langkah pertama adalah membuat salah satu persamaan x = .. Atau y = ……;Â
Kemudian substitusikan hasil pertama ke persamaan lain. Untuk mengganti sepenuhnya, ulangi langkah pertama dan kedua untuk berbagai variabel. Cara eliminasi (menghilangkan), langkah pertama adalah menempatkan kedua persamaan dalam urutan yang sama.Â
Pastikan salah satu variabel memiliki faktor yang sama. Kurangi atau tambahkan kedua persamaan sehingga variabel tersubtitusi pada langkah kedua. Untuk mensubtitusikannya, ulangi ketiga langkah untuk variabel yang berbeda.Â
Metode gabungan (penghapusan dan penggantian) Metode ini adalah yang paling umum digunakan. Metode gabungan adalah kombinasi dari metode penghapusan dan metode penggantian. Langkah-langkah menyelesaikan SPLDV dengan eliminasi: Cari nilai variabel x atau y dengan eliminasi, gunakan metode permutasi untuk mendapatkan nilai variabel kedua yang tidak diketahui, dan dapatkan solusi nilai dari x dan y.
Model pembelajaran ganda yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran matematika untuk menjadikan proses pembelajaran aktif dan kreatif. Model pembelajaran wacana multi ekspresi saling membantu, bekerja sama memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pendapat secara optimal.Â
Model yang menekankan pembelajaran dalam kelompok heterogen untuk mencapai keberhasilan kelompok dan individu. Model pembelajaran kolaboratif Structures merupakan model pembelajaran dimana setiap kelompok terdiri dari dua siswa.Â
Satu siswa akan menjadi tutor dan yang lainnya akan menjadi tutor selanjutnya. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutor lain. Jika jawaban siswa benar. Dia mendapat sejumlah poin. Dua siswa berpasangan bertukar peran pada interval waktu yang telah ditentukan.Â
Model Pembelajaran Pendidikan berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan semua masalah di lingkungan sebagai sumber belajar, mengasah berpikir kritis, dan memecahkan masalah melalui penelitian untuk mendapatkan wawasan berdasarkan pengalaman yang sudah lampau.Â
Model pembelajaran Predict Observe Explain merupakan model pembelajaran yang mengkaji pengetahuan awal siswa dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Â
Model pembelajaran Think Pairs Checks merupakan model pembelajaran dimana siswa dilatih untuk bekerja sama memecahkan masalah secara berpasangan kemudian saling memeriksa pasangan pemecahan masalah tersebut.
Beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika untuk mencapai efektivitas. efektivitas berasal dari bahasa Inggris yang artinya, efektif yaitu keberhasilan atau ketepat.Â
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektif memiliki arti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) dan dapat membawa hasil; berhasil guna sedangkan efektivitas diartikan keadaan berpengaruh; hal berkesan atau keberhasilan (usaha, tindakan). Sedangkan Rahardjo (2011:170) menyatakan bahwa efektivitas adalah kondisi atau keadaan dimana tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.Â
Menurut Warsita (2008:287) efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola situasi.Â
Sedangkan dalam Depdiknas (2008:4) dinyatakan bahwa kriteria keberhasilan pembelajaran salah satunya ialah peserta didik dapat menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes sumatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%.Â
Dimana hasil yang diperoleh dari tes tersebut harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan.Menurut Slavin efektivitas suatu pembelajaran menurut slavin ditentukan oleh beberapa indikator antara lain:Â
(1) Kualitas Pembelajaran adalah banyaknya informasi bantuan media pembelajaran dapat diserap oleh siswa, yang nantinya dapat dilihat dari hasil belajar siswa;Â
(2) Kesesuaian Tingkat Pembelajaran adalah sejauh mana guru dapat memastikan tingkat kesiapan siswa untuk mempelajari materi baru;Â
(3) Intensif adalah seberapa besar peran media dapat memotivasi siswa dalam mempelajari materi yang diberikan;Â
(4) Waktu yaitu lamanya waktu yang disediakan cukup dan dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran dengan penggunaan media (Situmorang A.S., 2016).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H