Model pembelajaran ganda yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran matematika untuk menjadikan proses pembelajaran aktif dan kreatif. Model pembelajaran wacana multi ekspresi saling membantu, bekerja sama memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pendapat secara optimal.Â
Model yang menekankan pembelajaran dalam kelompok heterogen untuk mencapai keberhasilan kelompok dan individu. Model pembelajaran kolaboratif Structures merupakan model pembelajaran dimana setiap kelompok terdiri dari dua siswa.Â
Satu siswa akan menjadi tutor dan yang lainnya akan menjadi tutor selanjutnya. Tutor mengajukan pertanyaan yang harus dijawab oleh tutor lain. Jika jawaban siswa benar. Dia mendapat sejumlah poin. Dua siswa berpasangan bertukar peran pada interval waktu yang telah ditentukan.Â
Model Pembelajaran Pendidikan berbasis masalah adalah model pembelajaran yang menggunakan semua masalah di lingkungan sebagai sumber belajar, mengasah berpikir kritis, dan memecahkan masalah melalui penelitian untuk mendapatkan wawasan berdasarkan pengalaman yang sudah lampau.Â
Model pembelajaran Predict Observe Explain merupakan model pembelajaran yang mengkaji pengetahuan awal siswa dan memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.Â
Model pembelajaran Think Pairs Checks merupakan model pembelajaran dimana siswa dilatih untuk bekerja sama memecahkan masalah secara berpasangan kemudian saling memeriksa pasangan pemecahan masalah tersebut.
Beberapa model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran matematika untuk mencapai efektivitas. efektivitas berasal dari bahasa Inggris yang artinya, efektif yaitu keberhasilan atau ketepat.Â
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kata efektif memiliki arti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) dan dapat membawa hasil; berhasil guna sedangkan efektivitas diartikan keadaan berpengaruh; hal berkesan atau keberhasilan (usaha, tindakan). Sedangkan Rahardjo (2011:170) menyatakan bahwa efektivitas adalah kondisi atau keadaan dimana tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.Â
Menurut Warsita (2008:287) efektivitas pembelajaran seringkali diukur dengan ketercapaian tujuan pembelajaran, atau dapat pula diartikan sebagai ketepatan dalam mengelola situasi.Â
Sedangkan dalam Depdiknas (2008:4) dinyatakan bahwa kriteria keberhasilan pembelajaran salah satunya ialah peserta didik dapat menyelesaikan serangkaian tes, baik tes formatif, tes sumatif, maupun tes keterampilan yang mencapai tingkat keberhasilan rata-rata 60%.Â
Dimana hasil yang diperoleh dari tes tersebut harus mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh satuan pendidikan.Menurut Slavin efektivitas suatu pembelajaran menurut slavin ditentukan oleh beberapa indikator antara lain:Â