"Lepaskan dia. Kau pikir saya tidak bisa berkelahi dengan katak gondrong ini?" kataku dengan nada emosi sambil menahan rasa sakit akibat tamparannya.
"Wan, lepaskan biar saya kasih pelajaran ke nenek sihir yang satu ini!" Katanya dengan geram.
Melihat suasana yang semakin memanas, teman-temanku yang lain ikutan maju dan membela saya.
"Hey, rambut kalau gondrong, seharusnya cari lawan yang sangar juga, jangan beraninya sama cewek!" Kata Shinta
"Jangan sembarang nuduh yach. Ini nenek sihir yang duluan main pukul!" Kata teman si Gondrong ini sambil menunjukku.
"Tidak akan ada insiden pemukulan kalau kalian tidak datang kesini. Kalian sendiri yang cari masalah!" Lanjut Shinta dengan nada tinggi.
"Kami kan tadi sudah bilang hanya mau memeriksa. Salahnya kalian yang menghalangi kami!" Lanjut teman si Gondrong ini dengan nada sewot. Ini kok malah Shinta dan temannya si Gondrong ini yang lanjut bertengkar.
"Pak Dekan datang, ayo pergi!" Teriak salah seorang dari mereka. Spontan saja mereka lari terbirit-birit dan tiba-tiba menghilang di ujung koridor. Kak Andy yang menjabat sebagai ketua senat sedang berusaha menjelaskan kejadian ini ke pihak Dekan dan memastikan ini hanya salah paham saja dan tidak akan ada insiden lanjutan. Ahh..., anak fakultas sebelah itu  memang selalu membuat sensasi di kampus ini.
###
Setelah berpamitan sama teman-teman yang lain yang masih sibuk bercerita tentang "agresi" anak fakultas sebelah tadi pagi, saya langsung melompat ke atas motorku dan tanpa balik kiri-kanan saya langsung melaju dengan kecepatan tinggi.