Setelah kira kira 30 menit lengan kiri kembali dapat kugerakkan dan tidak mati rasa lagi, ke 2 ulat kemudian aku matikan dg mengadu dengan dua sandal. Matilah kedua ulat itu.Â
Tetapi aku masih khawatir terhadap lengan kiriku walau sudah mampu kugerakkan lagi; dapat sembuh kemungkinan tubuhku memiliki daya tahan terhadap bisa ulat karena semasa kanak kanak sampai remaja seringnya terkena bulu ulat, bulu bambu, bulu tebu yang hanya ditangkal dengan rambut dengan digosok gosokkan kepala kita sambil berdendang "glugut glugut dadiya dadiya rambut" maksudnya menyuruh bulu bulu bambu atau bulu tebu agar menjadi rambut.
Belum lagi disengat tawon madu sudah biasa, disengat kumbang pula. Namun saat terkena ulat ini aku sudah tidak ingat lagi untuk menggosok gosokkan dengan rambut kepala karena sakit yang luar biasa. Sengatan kumbang aku tulis dalam novel Tiga Sekawan Tak Terpatahkan.Â
Lagi pula aku kan hanya menyentuh daun sehingga ulat tidak banyak mengeluarkan racun, anggapan demikian sesungguhnya hanya untuk tidak gelisah.
12 Jan 2018, Jumat isteri mengeluh badannya tak bertenaga,  kepalanya pusing, walau  tengah hari masih mampu membeli lauk ke Warung Padang dan ketika kutanya kok kuat berjalan tadi, isteri menjawab ya dikuat kuatkan sambil tidur lagi, dan kutawarkan masuk RSUD dekat rumah saja.Â
Isteri menjawab tidak usah paling besuk sembuh. Mungkin isteti terlalu sering badannya panas sehabis minum air dengan ditambah es batu, tetapi beberapa saat kemudian panas turun. Tetapi kali ini isteri juga kurang enak badan karena gangguan pencernaan akibat konsumsi makanan terlalu pedas.
Sabtu, 13 Jan 2018 Â isteri bilang, mas aku sudah tidak kuat lagi, sementara tangan kanan tidak mampu digerakkan, panas tubuh tidak seperti biasanya, kali ini lebih panas. Mendengar ini tentu aku panik, Â strook pikirku. Sejak 14 Oktober 1974 setelah melahirkan anak kedua, isteri tidak pernah masuk RS, sekarang mengatakan tidak kuat bertahan, tetapi masih menyuruhku ke masjid untuk sholat lohor.
Sepulang sholat lhohor, Â jam 13.00 baru aku antar ke RSUD Kembangan, 300 mtr dari rumah. Turun dari mobil dibantu security ke UGD, Â smtr aku mendaftar ke admin dengan membayar 35.000 ke kasir, mengisi formulir mengenai biaya, yaitu biaya mandiri, aku sengaja ingin membayar sendiri.
Kemudian aku ditanya oleh admin apa isteri memiliki BPJS, aku jawab kalau isteri tidak memiliki BPJS tetapi memiliki KJS, Â Kartu Jakarta Sehat. KJS ini diterbitkan ketika Jokowi terpilih menjadi Gubernur DKI yang membebaskan penduduk DKI dari biaya berobat ketika sakit; sebelum terbitnya BPJS.Â
Kemudiab uangku 35.000 dikembalikan dengan catatan aku diminta menyerakan copy KTP dan KJS milik isteri yang sengaja tidak aku bawa karena kalau dengan KJS konon harus meminta rujukan dulu ke Pukesmas, ini yang aku enggan mengingat isteri keadaannya sudah sangat mengkhawatirkan, ditambah lagi hari Sabtu siang tentu Pukesmas sudah tutup pikirku, Â lagi pula sesumgguhnya aku belum tahu dimana alamat kepindahan Pukesmas Kembangan yang baru sesudah pindah dari Jalan Saba.