Mohon tunggu...
Karmani Soekarto
Karmani Soekarto Mohon Tunggu... Novelis - Data Pribadi

1. Universitas Brawijaya, Malang 2. School of Mnt Labora, Jakarta 3. VICO INDONESIA 1978~2001 4. Semberani Persada Oil 2005~2009

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Wajarkah Sumbangan 225M untuk Rio?

5 Maret 2016   23:51 Diperbarui: 6 Maret 2016   08:54 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nah kita ambil contoh iklan gratis berskala international yang mencuat ketika dunia memperdebatkan dimana letak Benua Atlantis yang hilang, yang menurut buku karya Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya Atlantis, The Lost Continent Finally Found dan setelah reda kemudian menyusul buku Eden in the East karya Steppen Oppenheimer seorang profesor dari Oxford University beberapa tahun silam yang seperti gayung tak bersambut.

Seharusnya moment seperti itu bersambut bahwa nyata benua Atlantis adalah di Asia Tenggara, pasti dunia international yang dilihat Indonesia, dengan mengiklankan diri benua yang hilang itu di Indonesia, tidak ada salahnya. Moment itu hilang begitu saja.

Iklan wisata dan Garuda tentu tidak bisa dipisahkan, saling terkait dan jangan lupa dengan keimigrasian.
Nah kenapa kita butuh mereka datang ke Indonesia, pasti wisatawan yang kebingungan membelanjakan uangnya di hari tua dengan berwisata. Di Indonesia pasti dia membelanjakan uangnya, nah inilah yang kita sebut kita butuh devisa berupa mata uang asing, Dollar US atau Euro. Mereka butuh Rupiah sementara kita perlu mata uang asing. Itulah Devisa.

Industri pariwisata seperti Bali, Bunaken, Gn Bromo, Raja Ampat, Anak Gn Krakatau tidak membutuhkan biaya produksi besar layaknya perusahaan manufacturing, hanya butuh informasi, advertensi atau iklan.
Karena tidak ada perusahaan yang mempunyai kepentingan akan event international itu itu agar kebutuhan Rio terpenuhi yang layak mencari kebutuhan mestinya Kementerian Pariwisata dan Kementerian yang membawahi BUMN Garuda (dan Imigrasi).

Memang seharusnya event demikian masih melibatkan negara dalam arti salah satu dari kementerian itu dan yang paling pas adalah Kementerian Pariwisata. Kementerian Pariwisata adalah ujung tombak yang bertanggung jawab menjual objek wisata agar wisatawan manca negara mau datang ke Indonesia. Orang orang yang duduk di kementerian ini bekerja dengan pihak departemen luar negeri memiliki tugas untuk memasarkan kepada calon calon wisatawan manca negara, maka setidak tidaknya orang orang pariwisata memiliki jiwa dagang, memasarkan objek wisata. Tinggal Garuda mengangkutnya, imigrasi memberika Visa on Arrival bagi negara negara tertentu untuk kunjungan wisata.

Tahun 2016 Kemenpar mentargetkan kunjungan wisma sebanya 12 Jt wisman yang akan menyumbang devisa negara sebesar Rp. 172T. Melihat jumlah devisa yang direncanakan tentu Kemenpar seharusnya memiliki tanggung jawab terhadap sumbangan terhadap Rio, bukan Kemenpora, karena olah raga Rio bukan amatir lagi tetapi profeisional yang hrs dibiayai oleh iklan.

Kalau sekarang Kemenpar tidak memiliki anggaran itu, paling tidak dimasa mendatang menganggarkan untuk keperluan demikian jangan melihat besarnya yang aduhai, tetapi yang dipikirkan adalah azas manfaat di kemudian hari, keuntungan yang nantinya akan diperoleh, wisatawan manca negara. Maka event event international seperti Formula 1, Sepak Bola dunia merupakan event yang diperebutkan oleh negara negara maju, karena ini benar benar bicara soal business.

Nah sekarang mari kita dudukan secara wajar, apakah sumbangan bagi Rio untuk membayar Team Nanor besar? Dengan melihat uraian sederhana tersebut adalah wajar.
Ojo gumunan kan ojo kagetan, ingat pesan mendiang pak Harto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun