Pengalaman ini memberikan kontribusi pada kecenderungan Generasi X untuk menjadi mandiri, pragmatis, dan fokus pada pencapaian pribadi.
Pergeseran budaya, seperti munculnya musik grunge dan subkultur alternatif, mencerminkan rasa ketidakpuasan dan kebingungan Generasi X terhadap dunia di sekitar mereka.
Mereka meresapi perubahan sosial dengan cara yang berbeda, menciptakan identitas yang unik dan beragam di dalam kelompok generasinya.
Karakteristik Generasi Z
A. Konteks perkembangan teknologi dan globalisasi
Generasi Z, yang meliputi individu yang lahir antara pertengahan 1990-an hingga awal 2010-an, tumbuh dalam era yang terus berkembang pesat dalam teknologi dan globalisasi.
Perkembangan internet, smartphone, dan media sosial menjadi ciri utama lingkungan tempat Generasi Z membentuk identitas mereka.
Dalam konteks globalisasi, generasi ini memiliki akses tidak hanya ke informasi internasional tetapi juga terhubung secara langsung dengan budaya, tren, dan isu global.
Teknologi memengaruhi cara Generasi Z berkomunikasi, belajar, dan berinteraksi dengan dunia sekitar mereka.
Mereka sering diidentifikasi sebagai generasi yang natif teknologi, karena lahir dan tumbuh dengan teknologi yang sudah ada, dan ini menciptakan perbedaan signifikan dalam cara mereka memproses informasi dan membangun hubungan.
B. Nilai dan sikap yang membentuk identitas generasi
Generasi Z cenderung diidentifikasi dengan nilai-nilai seperti inklusivitas, keragaman, dan kesadaran sosial.
Dalam masyarakat yang semakin terhubung, mereka memiliki akses ke berbagai pandangan dan pengalaman, memupuk toleransi dan penghargaan terhadap keberagaman.
Kehadiran media sosial juga memberi mereka platform untuk menyuarakan pandangan mereka terhadap isu-isu sosial dan politik.