Sudah beberapa bulan ini berita tentang Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) tidak henti dibahas, dibicarakan, dan diberitakan dimana-mana. Media massa baik tulisan dan elektronik, juga media sosial tidak luput mengikuti pandemi yang menggegerkan dunia.
Menggegerkan dunia karena peristiwa yang semula sebuah wabah di daerah Wuhan China kini menjelma menjadi pandemi yang menjangkiti dunia tanpa terkendali.
Sampai sekarang saja data yang dikeluarkan oleh Johns Hopkins CSSE tercatat di dunia yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 196.106 kasus, meninggal dunia 7.869 orang, sembuh 80.840 kasus.
Penularan yang cukup cepat karena manusia hidup dengan keaktifan yang tinggi sehingga mempermudah proses penularan. Â
Jika ada seorang penderita terkena corona saat beraktivitas virus akan menempel pada benda yang tersentuh penderita kemanapun penderita beraktivitas.
Akibat pandemi Covid-19 beberapa negara memberlakukan kebijakan yang dirasakan perlu untuk melindungi warganya agar penularan tidak berlanjut.
Beberapa negara memberlakukan lockdown, Malaysia menjadi negara yang memberlakukan lockdown per 18 Maret 2020 sebelumnya Italia, Denmark dan beberapa negara lainnya sudah memberlakukan lockdown di negaranya. Bagaimana dengan Indonesia ?
Indonesia tidak ketinggalan terkena pandemi Covid-19, berdasarkan sumber : http//ksp.co.id tercatat sampai saat ini sudah 172 kasus positif terkena Covid-19, sedangkan yang meninggal ada 5 orang, sembuh 9 kasus.
Yang menarik perhatian saya saat pandemi Covid-19 ini adalah melihat tanggapan masyarakat Indonesia dalam menanggapinya.Â
Setidaknya ada tiga klasifikasi cara masyarakat Indonesia dalam menanggapinya. Karena ini adalah pandangan pribadi jadi tulisannya hanya bersifat santai dan tidak teruji secara ilmiah.
 1. Berlebihan dan panik.