Saya memiliki beberapa kesukaan yang sama dengan anak-anak saya. Menonton film dan mendengarkan musik adalah irisan terbesarnya, walaupun kami berbeda levelnya.
Level saya terutama dalam memaknai sebuah lagu hanya sebatas menikmati, tidak jarang lirik lagunya pun tidak saya mengerti karena memang lagu yang saya minati adalah lagu barat yang sering tidak jelas terdengar liriknya dan saya tidak mencaritahu tentangnya.
Berbeda dengan level anak saya terutama si sulung dia bisa sampai menganalisa makna dan bahkan tidak jarang ada hal yang melatarbelakangi sebuah lagu.
Seperti kemarin saat mendengarkan lagu si sulung menjelaskan bahwa lagunya memiliki makna bahwa jalani saja kehidupan ini karena apa yang dilakukan akan kembali ke diri seperti bumerang.
Saya berpikir ada lagu sedalam itu maknanya dan buat saya konsepnya bagus, "apapun yang dilakukan akan kembali ke diri seperti bumerang."
Konsep bumerang itu sepertinya berlaku juga dalam menulis.
Beberapa waktu lalu saya jarang menulis tetapi kegiatan membaca tetap dilakukan. Kebanyakan saya membaca di portal berita, status di FB, dan IG.
Saya menemukan banyak artikel yang isinya tidak mengedukasi malah terkesan hoax sampai toxic.
Ada artikel yang isinya menjelekkan, perundungan, kebencian, hal negatif dan toxic lainnya. Kesulitan, Â kesusahan, kemalangan yang dialami seseorang malah tidak jarang mendapat olok-olokan alih-alih bersimpati. Buat saya menyeramkan.
Karena sekarang banyak berita yang ditayangkan di portal berita secara online maka biasanya bisa dikomentari.
Serupa dengan artikelnya yang toxic dan negatif berkomentar pun tak kalah seramnya. Seakan menambah keseruan toxic artikelnya, komentar pun tidak kalah toxicnya.