Dari coba-coba dan berhasil tentu membuat peprasaan senang lalu dilakukan lagi hingga perbuatan berbohong pada orangtua menjadi langgeng mereka lakukan.
Perbuatan anak yang berbohong bahkan ada yang sepenuhnya kesalahan anak tetapi buah atau panen atas apa yang orangtuanya lakukan.
Dalam sebuah kajian seorang ustadz menjelaskan bahwa jujur harus diajarkan bahkan sejak anak-anak masih belia. Jangan jadikan sebuah alasan bohong agar anak mau menuruti apa yang kita inginkan bahkan alasan yang bernada bercanda atau hiperbola sekalipun.
Misalkan saat anak rewel lalu orangtua membujuk dengan hal yang disukai anak, "Ayo jangan nangis nanti dikasih permen se-truk."
Siapapun mengerti tidak mungkin anak akan diberi permen se-truk karena itu merupakan ungkapan yang dibuat berlebihan agar terkesan banyak dan hebat juga dimaksudkan untuk menyenangkan hati anak saja.
Justru pembiasaan tidak jujur itu yang akan tertanam sehingga memberikan hasil saat anak usia sekolah jadi terbiasa uniko deh gara-gara permen se-truk tadi... Nah.
Adab tidak berbohong pada orangtua harus diajarkan, diterapkan, dibiasakan bahkan dibentuk saat anak masih belia yang didahului dan dicontohkan oleh perbuatan orangtua.
Jika adab tidak berbohong pada orangtua dijunjung tinggi maka bisa dipastikan negara ini berisi orang-orang yang jujur tidak suka berbohong terutama bagi mereka yang diamanati mengurus negeri ini.
 2. Berbuat yang menyenangkan hati orangtua
Menyenangkan bukan berarti harus selalu berhubungan dengan uang, mewah, pergi berlibur, atau apapun bentuknya yang terlihat harus diusahakan dengan tidak mudah karena tidak semua orang berkemampuan yang sama terutama yang berhubungan dengan finansial.
Menyenangkan bisa diusahakan dengan berbagai hal. Anak yang hidup mengikuti semua norma yang berlaku pasti membuat hidup orangtua menjadi tenang sehingga bisa menyenangkan orangtua.
Bisa dibayangkan jika hidup seorang anak bermasalah karena suka melanggar norma bisa dipastikan hidup orangntua susah yang berarti menyengsarakan orangtua.