Di sebuah artikel dituliskan gejala dan pencetus dari bibliomania, di antaranya
- Koleksi buku yang obsesif dan berlebihan.
- Jumlah buku yang abnormal.
- Banyaknya koleksi buku yang tidak diperlukan.
- Perasaan lega dengan mengumpulkan buku.
- Kecemasan berkurangnya buku yang dimiliki.
Sedangkan pencetus seseorang menjadi bibliomania sangat banyak di antaranya:
Peristiwa buruk
Beberapa individu mengembangkan kesukaan buku setelah muncul peristiwa hidup yang penuh dengan stres dan sulit untuk diatasi. Misalnya kematian orang yang dicintai, penggusuran, perceraian, atau kehilangan barang-barang dalam sebuah kebakaran.
Penyalahgunaan alkohol
Banyak dari penderita bibliomania memiliki sejarah ketergantungan pada alkohol.
Isolasi sosial
Individu tersebut merasa terisolasi dan tidak diakui dalam lingkungan sosial.
Jika sudah sampai pada tahap bibliomania dan dalam kondisi memprihatinkan maka diperlukan orang yang berkompeten untuk membantu memulihkan kondisi si penderita.Â
Seringkali penderita bibliomania terlambat diketahui karena tidak memberika ciri yang spesifik hingga jika sudah sampai tahap memprihatinkan barulah terlihat bahwa seseorang menderita bibliomania.
Ternyata kecintaan pun bisa berubah menjadi sebuah gangguan jika dilakukan berlebihan atau sebuah kecintaan bisa menjadi topeng untuk menutupi gangguan psikologis seperti yang terjadi pada penderita bibliomania.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Kamis 15 Agustus 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H