Saya memang belum selesai membacanya dari sekitar 269 halaman saya baru sampai halaman 88. Tetapi karena tiap bahasan berbeda jadi saya pikir saya tetap bisa berbagi apa yang saya sudah baca. Ada bahasan yang menarik yang ingin saya bagi yaitu tentang lebih berharga isi dibandingkan kulit. Judul bahasannya Rasakan Kehidupan Sejati. Â Ada beberapa kalimat yang menarik dengan memberikan pesan yang kuat dan dalam.
Fokuslah pada apa yang berada di belakang rupa dan bentuk.
Rahasia terbesar ditemukan jauh dari kulit dan cangkang.
Carilah makna terdalam di balik kalimat.
Lihatlah hakikat manusia di tengah orang banyak.
Carilah mutiara hidup dari timbunan peristiwa.
Ada ilustrasi cerita pada bahasan ini yang secara garis besar diceritakan seorang mahasiswa yang menemui dosennya disuguhi kopi yang ditempatkan dalam poci dan tiga jenis cangkir yang berbeda yaitu cangkir biasa, mewah, sangat mewah.
Mahasiswa disuruh memilih mana cangkir yang disukai sebagai tempat untuk menuangkan kopi yang akan disajikan. Secara manusiawi dan keumuman pasti kebanyakan orang akan memilih cangkir yang paling bagus, begitupun sang mahasiswa.
Sang dosen menjelaskan bahwa saat memilih cangkir yang mewah sebenarnya sumber masalah dan dilema karena cangkir sama sekali tidak berhubungan dengan kopi tetapi lebih dihubungkan dengan harganya padahal yang dibutuhkan adalah kopi bukan cangkirnya.
Dari cerita itu bisa diterapkan bahwa seringkali hidup terlalu fokus pada cangkir, tampilan, cangkang, atau kulit sehingga gagal menikmati isinya. Harta, kehormatan, jabatan, kesenangan itu hanya kulit kalau tidak mengerti apa substansi dan hal-hal mendasar sebagai isi dari semua yang dihadapi maka frustasi, ketidakbahagiaan, kesia-siaan akan mendera saat semua yang hanya kulit tiada, hilang, dan selesai.
Buat saya kulit bukan berarti tidak baik justru kulit melindungi dan menjadi awal agar menarik perhatian hanya saja seringkali terlalu fokus dan mementingkan kulit hingga lupa justru isilah yang harus dikejar lalu dinikmati.