Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Mengerti Kedudukan Marah Agar Tidak Teperdaya

26 Mei 2019   17:13 Diperbarui: 26 Mei 2019   17:14 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebelum saya mengerti kedudukan marah bagi seorang manusia saya selalu terpedaya oleh rasa marah yang menghinggapi. Artikel kali ini saya tidak akan menuliskan tentang hukum, tingkatan, atau bahaya dari marah tetapi saya hanya akan menuliskan pembelajaran marah sehingga saya tahu kedudukan marah dan tidak lagi terpedaya oleh marah.

Banyak hal dalam menjalani kehidupan yang bisa sebagai pencetus marah. Saya punya contoh peristiwa yang bisa menjadi pencetus marah yang baru saja saya dan keluarga alami.

Siang tadi kami berkeliling untuk berbelanja, di setiap toko dan mall kendaraan sangat penuh hingga sulit untuk mendapatkan parkir kendaraan. Begitupun dengan kami setelah berkeliling akhirnya kami mendapatkan tempat parkir.

Kami tidak terlalu lama berkeliling karena orang tua saya ikut, sebenarnya terbalik kami mengantar orang tua untuk berbelanja...hehehe. Karena orang tua saya sudah sepuh dan cepat lelah sehingga setelah mendapatkan apa yang akan dibeli lalu kami memutuskan pulang.

Suami saya mengambil kendaraan sedangkan saya, orang tua, dan si bungsu menunggu di depan setelah kendaraan keluar dari tempat parkir. Tetapi kendaraan tidak kunjung datang sampai suami menelpon mengabarkan kalau kendaraan terhalang kendaraan lain yang di parkir di tempat yang seharusnya tidak untuk parkir. Tidak hanya parkir sembarangan kendaraan yang menghalangi juga tidak bisa didorong karena direm tangan.

Pemilik kendaraan sudah dipanggil berulang kali tetapi tidak datang, sampai akhirnya diputuskan kami pulang dengan memesan kendaraan online dan kendaraan kami ditinggal di mall. Hingga artikel ini ditulis jam 16.22 suami dikabari oleh pihak mall bahwa kendaraan masih belum bisa diambil karena masih terhalang.

Apa yang terjadi sangat bisa menjadi pencetus marah. Ada orang yang berlaku merugikan dengan tidak mengikuti aturan berakibat menyusahkan orang banyak.

Saya lalu ingat bagaimana kedudukan marah dan mengapa dihadirkan marah dalam kehidupan. Ini saya dapat ilmunya dari seorang ustadz muda yang Alloh berikan berkah ilmu yang luar biasa sehingga memberikan pencerahan bagi orang banyak hingga  bisa menunjukkan arah yang baik, benar, lurus dalam menjalani hidup. Semoga menjadi amalan sholih tak terputus sebagai bekal bagi ustadz dan siapapun yang menunjukkan jalan pencerahan.

Manusia diberkahi potensi untuk melakukan dua hal dalam dirinya. Hal yang baik dan buruk. Keduanya sebagai ciri fitrah seorang manusia. Keduanya seperti dua hal yang tidak terpisahkan. Misalnya jujur dengan bohong, rendah hati dengan sombong, sabar dengan marah, dan sebagainya. Mana yang lebih dominan maka itu yang akan muncul dalam diri seorang manusia. 

pixabay.com
pixabay.com

Potensi yang buruk sebenarnya muncul bukan agar manusia terjerumus ke dalam keburukan tetapi justru sebaliknya. Jika potensi buruk muncul sebenarnya memancing agar potensi baik keluar. Hal yang buruk muncul agar bisa mengasah hal yang baik. Tidak akan tahu kita hal yang baik kalau tidak lihat hal yang buruk.

Misalkan ada kesempatan kita bisa berbuat bohong sebenarnya itu bukan untuk menjadikan kita menjadi seorang pembohong tetapi justru memunculkan agar jujur yang mengemuka.

Begitupun saat ada orang atau peritiwa yang muncul sebagai pencetus marah maka itu dimaksudkan bukan agar kita yang mendapatkan kejadian penyebab marah menjadi seorang pemarah tetapi peristiwa yang membuat marah ditunggangi untuk mengasah agar sabar dalam diri muncul bukan malah terpedaya oleh marah. Jika marah bisa memunculkan sabar maka  nantinya sifat taqwa yang dominan dalam diri.

Apakah mudah melaksanakan untuk memunculkan hal yang baik saat dihadapkan hal yang buruk ? Kalau untuk saya tidak mudah. Untuk masalah kendaraan terhalang saja saya maunya pemilik kendaraan diedukasi oleh satpam setempat bagaimana agar tidak melanggar aturan sehingga tidak melakukan hal yang merugikan orang lain.

Apalagi di bulan Ramadan ini latihan memunculkan yang baik saat yang buruk muncul adalah saat yang tepat karena bulan Ramadan dimaksudkan untuk membakar hal buruk seperti api yang memusnahkan kotoran.

Masih banyak latihan yang harus saya sikapi dengan baik dan benar agar kedudukan hal yang buruk bisa menjadi pencetus munculnya kebaikan sehingga sikap taqwa menjadi dominan dalam hidup ini. Perjuangan yang tidak mudah kalau buat saya dan bisa menjadi perjuangan seumur hidup menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu.

Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Ahad 26 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun