Contoh jika hidup tidak seimbang antara hati, akal pikiran, dan nafsu yaitu hidup hanya dipenuhi oleh akal pikiran dan nafsu. Akal selalu menjadi biang kerok membuat rencana dalam memenuhi keinginan dan kepentingan diri walau dengan mengakali manusia dan bahkan (merasa mampu) mengakali Yang Maha Mengetahui.
Sedang nafsu yang berkongsi dengan akal melengkapi kehancuran yang nanti terbentuk karena nafsu akan mendorong dan merajalela berbuat kejahatan dan kemaksiatan.
Jika hati, akal pikiran, dan nafsu ditempatkan sesuai fitrahnya yang dilandasi dengan bungkusan terbaik untuk menjaganya yaitu agama, maka yang akan terbentuk adalah manusia yang mengerti menjalankan tugasnya di muka bumi karena kehidupannya digunakan dengan pengabdian pada Yang Maha Pemberi Hidup dan menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama.
Keseimbangan hati, akal pikiran, dan nafsu akan membentuk keutuhan bagi seorang insan.
Karla Wulaniyati untuk Kompasiana
Karawang, Jumat 1 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H