Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca dan (Kadang-kadang) Menulis di karlawulaniyati.com

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tetap Mengumpulkan Receh di Tahun 2019

1 Januari 2019   11:49 Diperbarui: 1 Januari 2019   13:08 267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai istri, anak, dan ibu saya pun belum banyak melakukan hal luar biasa untuk suami, orang tua, dan anak. Saya hanya melakukan hal receh dengan berusaha memberikan hal terbaik untuk mereka.

Sebagai seorang hamba pun saya melakukan pengabdian saya pada-Nya masih sederhana, sekedarnya, dan standar. Sholat dan amalan sunah masih banyak yang belum istiqomah. Semua masih biasa-biasa saja belum luar biasa.

Secara umum tahun 2018 dilalui oleh kecil, sederhana, standar, biasa-biasa saja. Pelajaran yang saya dapat dari tahun lalu dimana saya hanya bisa melakukan hal receh di segala sisi kehidupan saya diantaranya adalah :

 1.  Mengenali diri.
Buat saya pengenalan diri sangat penting agar bisa menjalani kehidupan dengan baik.

Saya adalah orang yang gampang bosan. Saat ingin melakukan/mencapai hal luar biasa maka saya akan berusaha dan sangat fokus mengusahakannya tapi setelah itu saya akan berhenti melakukannnya. Itulah sebabnya sudah beberapa tahun belakangan ini saya hanya melakukan hal biasa, sederhana, dan standar agar saya tidak cepat bosan karena saya tidak mengerahkan segenap tenaga tapi di awet-awet.

Hasilnya sangat berbeda. Saat saya ngotot melakukan sesuatu untuk mendapatkan pencapaian luar biasa seringkali saya bisa mendapatkannya, tetapi hanya sekali itu saja karena setelahnya saya sudah tidak berminat atau bosan.

Berbeda kalau saya mengatur pelaksanaannya dengan sederhana maka energi saya tidak banyak terbuang dan hebatnya oencapaian terbaik bisa saya dapatkan berkali-kali.

Contohnya dalam menulis. Jika saya ingin mencapai tulisan saya headline maka saya akan ngotot terus saja membom dengan menayangkan tulisan  sampai saya dapat headline, akibatnya saat saya mendapat headline maka kegiatan menulis saya bisa dipastikan selesai, berhenti karena saya bosan dan sudah mengerahkan banyak energi untuk itu.

Berbeda dengan jika saya bisa menjaga jarak saat menayangkan artikel. Walau lebih lambat pencapaiannya dibanding jika saya ngotot. Hebatnya pencapaian yang didapat bisa berkali-kali karena saya tidak dilanda kebosanan.

Hal ini belum tentu berlaku bagi banyak orang karena bukan hasil penelitian ilmiah atau hasil uji literatur hanya berdasarkan pengalaman pribadi saja jadi dimungkinan tidak cocok bagi banyak orang.

 2. Menjaga kecepatan.
Menjaga kecepatan sebenarnya berhubungan dengan no 1 tentang mengenali diri. Menjaga kecepatan disini dimaksudkan dalam melakukukan sesuatu apakah terburu-buru dengan kecepatan tinggi --- saya suka menyebutnya gas pol --- atau kecepatan secukupnya saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun