Mohon tunggu...
Karla Wulaniyati
Karla Wulaniyati Mohon Tunggu... Lainnya - Senang Membaca, (Kadang-kadang) Menulis, Menggambar Pola/Gambar Sederhana

Let the beauty of what you love be what you do (Rumi)

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Kembang Api untuk Gadis Manis Bertopi Kumal

31 Desember 2018   19:10 Diperbarui: 1 Januari 2019   06:53 225
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku mendorong bawaanku dengan susah payah karena berat, mana perjalanan ke tempat yg dituju lumayan bikin ketekku basah.

Sesampai di tempat yang dituju ada tiga orang adik kecil berlari menghampiriku. Mereka tahu aku akan datang karena sudah berjanji.

"Kakak datang, kakak datang." Mereka berlari, meloncat-loncat, gembira menyambutku.

"Apa ini ? apa ini ?" mereka berebut mendorong bawaanku.

Aku sampai di sebuah rumah sederhana. Temboknya dari bilik, lantainya masih tanah. Rumah kecil dengan 7 orang penghuninya. Ayah, ibu dan 5 orang anaknya.

Anak pertama laki-laki, lepas SMP berhenti dan bekerja untuk membantu orang tua. Yang kedua perempuan, tidak sekolah, pendiam, senangnya memakai topi yang sudah kumal. Tidak bisa berjalan kata orang tuanya saat usia 4 tahun tetiba lumpuh hingga sekarang. Karena keterbatasan ekonomi mereka tidak bisa membawa anak manis bertopi kumal itu untuk berobat, sehingga mereka hanya pasrah pada keadaan. Anak ketiga sampai kelima berselang seling laki-laki, perempuan, dan laki-laki.

Pertemuanku dengan gadis bertopi kumal saat aku pulang sekolah dan tidak melalui jalan yang biasa aku lalui. Saat tiba di depan rumahnya si gadis bertopi kumal sedang duduk di depan rumah. Awalnya aku tidak perhatikan, lama kelamaan aku dan dia sering bertukar senyuman. Hingga akhirnya aku berani menyapa dan memgenalkan diri.

Satu hari aku bertanya padanya apa yang paling diinginkan.

"Aku ingin bisa berjalan-jalan, tapi kasihan kalau abang atau ayahku jika harus menggendongku, berat." Raut mukanya memperlihatkan kesedihan.

"Lalu kau ingin apa lagi ?" tanyaku lebih lanjut.

"Aku ingin main kembang api bersama adik-adikku saat pergantian tahun kali ini kak, tapi kan tidak mungkin karena membeli kembang api itu tidak murah. Uang untuk makan saja sering tidak cukup apalagi untuk beli kembang api pasti tidak akan bisa beli." Katanya lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun