Dapat disimpulkan bahwa dengan pendidikan kebudayaan dapat diwariskan dan dapat diperbarui sesuai dengan kemajuan dan tuntutan masyarakat tertentu.Â
Kalau kita lihat dari teori sosial bahwa kebudayaan merupakan salah satu dari tiga model dasar pendekatan dalam teori sosial, yakni biologi, kebudayaan, dan sosial dianggap kurang mampu menjelaskan perilaku manusia yang sangat rumit dan penuh keanekaragaman. Pandangan yang terpengaruh oleh konsep yang berkembang dalam biologi menyebutkan bahwa berbagai peristiwa yang dialami oleh manusia dalam hidupnya adalah sesuai dengan hukum alam, pandangan dari sudut kebudayaan menjelaskan bahwa perilaku manusia dipengaruhi oleh adat istiadat yang telah diwariskan dari generasi pendahulunya, dan dari sisi sosial lebih menekankan bahwa masyarakat adalah suatu sistem keseimbangan dan lembaga-lembaga yang ada berfungsi menjaga dan memelihara keseimbangan itu.
Pranata sekolah dalam kebudayaan
 Sekarang ini dunia memiliki banyak tantangan yang kian kompleks, sehingga membuat tugas sekolah semakin berat dan komprehensif. Manusia yang bagaimanakah yang harus dihasilkan oleh sekolah agar dapat mempertahankan diri dan memperoleh kebahagiaan hidup dalam dunia yang cepat berubah dan bertambah kompleks ini.? Apakah sekolah harus mempersiapkan anak agar memiliki keterampilan teknis, misalnya mengutamakan sekolah Kejuruan dan bidang studi matematika, dan ilmu pengetahuan alam.? Ataukah kita mengikuti sikap optimisme dengan menaruh kepercayaan akan kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk membawa manusia ke arah kebahagiaan.? Kebanyakan orang melihat banyak dan besarnya masalah-masalah yang diakibatkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta menyadari implikasinya bagi pendidikan adalah sekolah sebagai pewaris, sekolah sebagai pemelihara, dan sekolah sebagai pembaharu kebudayaan.
Zaman modern menuntut dalam segala bidang yang dapat menyebabkan individu hanya dapat berkomunikasi dengan orang dalam spesialisasi yang sama dan dengan demikian mengisolasikannya dengan anggota masyarakat lain. Berhubungan dengan itu perlu dipertimbangkan apakah tidak perlu lebih banyak diberi perhatian kepada pendidikan umum.
Pendidikan Sebagai Proses Pembudayaan
 Pendidikan dengan budaya sangat berkaitan karena dalam berlangsungnya sebuah pendidikan sangat mempertimbangkan nilai dan perilaku budaya yang ada dalam masyarakat. Menurut Durkheim, proses pendidikan dan pembudayaan sendiri dipengaruhi oleh sosialisasi. Adanya sosialisasi dapat mengubah seorang individu menjadi warga masyarakat dan juga dapat mengubah seorang individu menjadi lebih mudah dalam beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Maka dari itu hal ini sangat berkaitan dengan adanya pendidikan yang membentuk sebuah budaya karena dalam melakukan proses pendidikan akan ada tahap sosialisasi sehingga saat itulah proses pembudayaan terbentuk.
Saat sebuah pendidikan berorientasi dengan budaya maka perlu memperhatikan hal- hal dalam sebuah rancangan pendidikan seperti nilai bersama atau common value yang merupakan komponen budaya paling dasar, kearifan-kearifan lokal atau local wisdom, dan tentang budaya khusus atau subculture. Namun, bukan hanya hal-hal diatas saja yang diperlukan tetapi juga pendidikan sangat memerlukan seorang guru yang berkualitas. Pendidikan dalam hal berbudaya diperlukan para pendidik yang kreatif dan dapat menyusun bahan ajar berbasis dan berorientasi pada budaya yang ada.
Pada abad 21 ini, masyarakat tidak bisa dipisahkan dengan budaya. Namun, semakin majunya perkembangan IPTEK sangat mempengaruhi hubungan masyarakat dengan budaya. Disinilah seorang guru dituntut untuk lebih cakap dalam mengontrol sebuah perubahan pendidikan pada masyarakat agar tidak ikut mempengaruhi budaya yang sudah ada dalam masyarakat yang akan ikut berubah yang diakibatkan dari perkembangan IPTEK. Seperti yang sudah kita ketahui, pengaruh dari perkembangan IPTEK bukan hanya harus mempelajari budaya lokal saja tetapi kita juga harus mempelajari dan menyaring budaya-budaya baru yang masuk kedalam proses pendidikan terutama di Indonesia. Maka dari itu, sebuah pendidikan sangat terikat satu sama lain dengan budaya. Tanpa adanya budaya, pendidikan akan sulit terbentuk dan tidak akan ada masyarakat yang dapat mengenal sebuah pendidikan tanpa adanya budaya.
KESIMPULAN
Koentjoroningrat mengatakan bahwa budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu "buddhayah" bentuk jamak dari "Budhi" atau "akal". Jadi budaya atau kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan akal. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan dari kelakuan dan hasil kelakuan yang teratur oleh tata kelakuan, yang harus didapatnya dengan belajar dan yang semuanya tersusun dalam kehidupan masyarakat. Budaya sekolah merupakan satu kesatuan kehidupan yang meliputi kelengkapan sarana dan prasarana, penataan lingkungan, penataan organisasi dan tertib kelembagaan, yang dapat membuat suasana dan iklim yang mendukung untuk lahir dan berlangsungnya proses pembelajaran yang produktif. Budaya belajar menampilkan diri dalam jiwa, semangat, perilaku, dan kebiasaan belajar. Sebagai suatu hasil kebudayaan juga ditransmisikan dari generasi tua kepada generasi muda bahkan ke generasi anak baru gede dan anak-anak. Selain kebudayaan yang ada ditransmisikan melalui pendidikan tetapi juga ada perubahan-perubahan sesuai dengan kondisi baru, sehingga terbentuklah tingkah laku baru, nilai-nilai dan norma yang baru, yang sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman dalam masyarakat.