Mohon tunggu...
Karin Pramesti Listiyani
Karin Pramesti Listiyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

every pain has purpose

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penerapan Teknologi Pendidikan Era Digital Siswa Sekolah Dasar di Masa Pandemi Covid-19

1 Oktober 2021   19:39 Diperbarui: 1 Oktober 2021   19:44 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang terjadi pada 2019 lalu menyebabkan banyak kerugian serta kemunduran di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Masuknya wabah Covid-19 menyebabkan sistem pembelajaran di Indonesia berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang mengharuskan siswa untuk belajar di rumah masing-masing. Sulitnya komunikasi antar siswa dan guru dalam sistem pembelajaran ini mempengaruhi kualitas belajar siswa sehingga perlu adanya tindakan agar pendidikan di Indonesia terus maju sehingga dapat terus mengikuti perkembangan zaman dan bersaing di dunia internasional. 

Dengan kemajuan teknologi zaman ini yang sangat pesat, perubahan situasi yang mendadak karena adanya wabah Covid-19 dapat segera teratasi. Berbagai media pendidikan online saat ini sudah banyak bermunculan. Mulai dari perusahaan swasta hingga pemerintah dalam negeri sudah banyak mengeluarkan aplikasi-aplikasi pendidikan online sebagai penunjang proses kegiatan belajar-mengajar (KBM). Tak sedikit aplikasi pembelajaran online dapat digunakan secara gratis, terutama yang disediakan oleh pemerintah. Namun tidak banyak sumber daya manusia yang dapat menjalankannya, terutama generasi tua yang terhalang oleh usia dan anak-anak usia muda yang masih memerlukan bimbingan. Pemanfaatan media pembelajaran online ini menjadi salahsatu permasalahan bagi beberapa sektor pendidikan khususnya Sekolah Dasar berakreditas kecil. Beberapa sekolah memiliki tenaga pengajar yang rata-rata berada pada usia tua, sehingga perlu adanya bimbingan dari para generasi muda dalam bidang teknologi.

Kampus Mengajar Perintis (KMP) merupakan salahsatu bagian dari program Merdeka-Belajar Kampus-Merdeka (MBKM) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) yang bertujuan untuk memberikan solusi kepada sekolah dasar berakreditas kecil dan terdampak pandemi Covid-19 dimana para siswa tidak mampu mengadakan proses belajar-mengajar dengan efektif dikarenakan oleh social distancing yang diberlakukan untuk memperkecil angka penularan Covid-19. 

Program KMP ini pertama kali diadakan pada tahun 2020 lalu tepatnya pada bulan Oktober hingga Desember. Dengan adanya program ini, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia diharapkan mampu membantu para guru dan kepala sekolah di sekolah dasar yang dituju baik dalam proses KBM, adaptasi teknologi, administrasi, dan membantu dalam meningkatkan literasi siswa terhadap pentingnya protocol kesehatan di tengah pandemi Covid-19. 

SDN Angkasa 01 yang berlokasi di Kelurahan Sulaiman, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat merupakan salahsatu sekolah dasar yang bekerja sama dengan program kampus mengajar perintis. Sebanyak lima mahasiswa ditugaskan di SDN Angkasa 01, yang mana salahsatunya yaitu penulis yang merupakan mahasiswa sarjana Biologi di Universitas Pendidikan Indonesia.

dkopri
dkopri
Tak hanya adaptasi teknologi, mahasiswa juga turut membantu dalam kegiatan mengajar yang berfokus pada literasi dan numerasi. Suasana belajar tatap muka online menarik perhatian siswa dengan ditampilkannya power point sebagai media pendukung proses mengajar. Dengan menyisipkan banyak animasi dalam materi pembelajaran literasi, antusias siswa selama kegiatan belajar-mengajar meningkat dan siswa tidak mudah mengantuk. 

Para orang tua siswa juga tidak perlu khawatir jika anak mereka tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar online karena keterbatasan alat komunikasi yang dimiliki. Tidak banyak dari siswa hanya mengandalkan gadget milik orang tua mereka dan tidak bisa mengikuti kelas karena gadget dipakai oleh orang tua mereka untuk bekerja. Para mahasiswa memberikan solusi dengan merekam seluruh kegiatan belajar-mengajar dan mengunggahnya melalui youtube yang dapat diakses dan diputar ulang kapanpun dan dimanapun.

Di SDN Angkasa 01 saat itu kegiatan belajar-mengajar diadakan secara online. Para mahasiswa yang ditempatkan di SDN Angkasa 01 membantu dalam pengaplikasian media pembelajaran online seperti aplikasi-aplikasi yang sudah banyak digunakan termasuk aplikasi AKSI dari Kemdikbud.

dokpri
dokpri
Mahasiswa yang ditempatkan di SDN Angkasa 01 memperkenalkan dan mengajarkan cara penggunaan aplikasi-aplikasi pembelajaran online seperti Google Meeting, Google Classroom, AKSI, Google Form dan beberapa aplikasi lainnya. Aplikasi ini dapat digunakan untuk pembelajaran tatap muka online ataupun penugasan yang lebih efektif. Selain itu juga beberapa aplikasi dapat mempermudah dalam bidang administrasi seperti absensi, pemeriksaan tugas harian, ataupun penilaian. Sosialisasi dilakukan secara langsung untuk guru dan beberapa staf sekolah sedangkan untuk orang tua siswa/siswa dilakukan secara online dengan mengirimkan video yang dapat dilihat melalui youtube.

dokpri
dokpri
Selain itu, kegiatan mengajar numerik yang cukup sulit untuk disampaikan dirangkum secara ringkas dan jelas oleh para mahasiswa dalam video pembelajaran yang dapat diakses melalui youtube. Metode ini sangat mempermudah siswa dalam mengatasi masalah akibat wabah Covid-19. Banyak siswa dan orang tua siswa yang terbantu melalui program kerja yang mahasiswa lakukan di SDN Angkasa 01.

dokpri
dokpri
 

Lagi-lagi dengan perkembangan teknologi banyak permasalahan teratasi. Sekolah memberikan buku pegangan Tema untuk materi literasi kepada setiap siswanya, tetapi tidak untuk buku matematika karena adanya kertebatasan jumlah buku. Solusi yang dapat di tawarkan oleh teknologi yaitu dengan membuat buku itu menjadi soft file yang bisa dibagikan kepada setiap anaknya 

Selama proses kegiatan mengajar mata pelajaran yang termasuk pada Tematik (Literasi) siswa kelas 5 dan kelas 6 yang penulis pegang, bertambah antusiasnya setiap minggunya. Walaupun tidak 100% siswa yang mengikuti kelas online, tetapi antusias dan tanggapan siswa sangat besar, banyak dari mereka yang berani menjawab pertanyaan di penghujung kegiatan sebagai evaluasi pembelajaran yang telah di sampaikan.

Selain mendapat pengalaman dalam hal mengajar dan pengembangan adaptasi teknologi, mahasiswa juga mendapat pengalaman dalam mengurus hal administrasi sekolah. Salahsatu pengalaman baru yang penulis pelajari yaitu susahnya merekap nilai saat pemasukan nilai rapot. Suatu kehormatan besar juga bagi penulis dapat membantu tugas kepala sekolah secara langsung dalam mendesain cover laporan untuk keperluan administrasi sekolah dan berkas-berkas lainnya.

dokpri
dokpri
Merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga bagi penulis sendiri dapat merasakan menjadi sosok pahlawan tanpa tanda jasa. Penulis harap dengan adanya kerjasama antara mahasiswa dan guru-guru serta kepala sekolah di SDN Angkasa 01 yang telah dilakukan selama 10 pekan ini, adaptasi teknologi yang para mahasiswa perkenalkan dapat terus diterapkan sehingga memudahkan semua pengoperasian baik dalam kegiatan belajar-mengajar, keperluan sekolah, ataupun pengaplikasian keseharian lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun