Wabah Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang terjadi pada 2019 lalu menyebabkan banyak kerugian serta kemunduran di berbagai bidang termasuk bidang pendidikan. Masuknya wabah Covid-19 menyebabkan sistem pembelajaran di Indonesia berubah menjadi sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang mengharuskan siswa untuk belajar di rumah masing-masing. Sulitnya komunikasi antar siswa dan guru dalam sistem pembelajaran ini mempengaruhi kualitas belajar siswa sehingga perlu adanya tindakan agar pendidikan di Indonesia terus maju sehingga dapat terus mengikuti perkembangan zaman dan bersaing di dunia internasional.Â
Dengan kemajuan teknologi zaman ini yang sangat pesat, perubahan situasi yang mendadak karena adanya wabah Covid-19 dapat segera teratasi. Berbagai media pendidikan online saat ini sudah banyak bermunculan. Mulai dari perusahaan swasta hingga pemerintah dalam negeri sudah banyak mengeluarkan aplikasi-aplikasi pendidikan online sebagai penunjang proses kegiatan belajar-mengajar (KBM). Tak sedikit aplikasi pembelajaran online dapat digunakan secara gratis, terutama yang disediakan oleh pemerintah. Namun tidak banyak sumber daya manusia yang dapat menjalankannya, terutama generasi tua yang terhalang oleh usia dan anak-anak usia muda yang masih memerlukan bimbingan. Pemanfaatan media pembelajaran online ini menjadi salahsatu permasalahan bagi beberapa sektor pendidikan khususnya Sekolah Dasar berakreditas kecil. Beberapa sekolah memiliki tenaga pengajar yang rata-rata berada pada usia tua, sehingga perlu adanya bimbingan dari para generasi muda dalam bidang teknologi.
Kampus Mengajar Perintis (KMP) merupakan salahsatu bagian dari program Merdeka-Belajar Kampus-Merdeka (MBKM) dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) yang bertujuan untuk memberikan solusi kepada sekolah dasar berakreditas kecil dan terdampak pandemi Covid-19 dimana para siswa tidak mampu mengadakan proses belajar-mengajar dengan efektif dikarenakan oleh social distancing yang diberlakukan untuk memperkecil angka penularan Covid-19.Â
Program KMP ini pertama kali diadakan pada tahun 2020 lalu tepatnya pada bulan Oktober hingga Desember. Dengan adanya program ini, mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia diharapkan mampu membantu para guru dan kepala sekolah di sekolah dasar yang dituju baik dalam proses KBM, adaptasi teknologi, administrasi, dan membantu dalam meningkatkan literasi siswa terhadap pentingnya protocol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.Â
SDN Angkasa 01 yang berlokasi di Kelurahan Sulaiman, Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat merupakan salahsatu sekolah dasar yang bekerja sama dengan program kampus mengajar perintis. Sebanyak lima mahasiswa ditugaskan di SDN Angkasa 01, yang mana salahsatunya yaitu penulis yang merupakan mahasiswa sarjana Biologi di Universitas Pendidikan Indonesia.
Para orang tua siswa juga tidak perlu khawatir jika anak mereka tidak bisa mengikuti kegiatan belajar-mengajar online karena keterbatasan alat komunikasi yang dimiliki. Tidak banyak dari siswa hanya mengandalkan gadget milik orang tua mereka dan tidak bisa mengikuti kelas karena gadget dipakai oleh orang tua mereka untuk bekerja. Para mahasiswa memberikan solusi dengan merekam seluruh kegiatan belajar-mengajar dan mengunggahnya melalui youtube yang dapat diakses dan diputar ulang kapanpun dan dimanapun.
Di SDN Angkasa 01 saat itu kegiatan belajar-mengajar diadakan secara online. Para mahasiswa yang ditempatkan di SDN Angkasa 01 membantu dalam pengaplikasian media pembelajaran online seperti aplikasi-aplikasi yang sudah banyak digunakan termasuk aplikasi AKSI dari Kemdikbud.
Lagi-lagi dengan perkembangan teknologi banyak permasalahan teratasi. Sekolah memberikan buku pegangan Tema untuk materi literasi kepada setiap siswanya, tetapi tidak untuk buku matematika karena adanya kertebatasan jumlah buku. Solusi yang dapat di tawarkan oleh teknologi yaitu dengan membuat buku itu menjadi soft file yang bisa dibagikan kepada setiap anaknyaÂ
Selama proses kegiatan mengajar mata pelajaran yang termasuk pada Tematik (Literasi) siswa kelas 5 dan kelas 6 yang penulis pegang, bertambah antusiasnya setiap minggunya. Walaupun tidak 100% siswa yang mengikuti kelas online, tetapi antusias dan tanggapan siswa sangat besar, banyak dari mereka yang berani menjawab pertanyaan di penghujung kegiatan sebagai evaluasi pembelajaran yang telah di sampaikan.
Selain mendapat pengalaman dalam hal mengajar dan pengembangan adaptasi teknologi, mahasiswa juga mendapat pengalaman dalam mengurus hal administrasi sekolah. Salahsatu pengalaman baru yang penulis pelajari yaitu susahnya merekap nilai saat pemasukan nilai rapot. Suatu kehormatan besar juga bagi penulis dapat membantu tugas kepala sekolah secara langsung dalam mendesain cover laporan untuk keperluan administrasi sekolah dan berkas-berkas lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H