Ada lagi pendapat lain dari seorang dokter bernama Van Tricht, yang dulu pernah mengerjakan riset kesehatan di tahun 1928, Beliau menyangkal akan pendapat tersebut. Sebab menurut sang dokter, kelompok Kanekes adalah warga asli dari wilayah itu dan memiliki daya tolak kuat dari pengaruh dari luar.
Di lain sisi, orang Kanekes sendiri juga menolak jika dikatakan kalau mereka berasal dari orang-orang pelarian Pajajaran, yang merupakan kota kerajaan Sunda.
Danasasmita dan Djatisunda menyatakan kalau etnis Baduy adalah penduduk setempat yang dijadikan mandala' secara resmi oleh sang raja, sebab para penduduknya punya kewajiban dalam menjaga kabuyutan atau tempat pemujaan leluhur bukan agama Hindu atau Budha.
Perlu diketahui bahwa kebuyutan tersebut dikenal dengan kabuyutan Jati Sunda atau 'Sunda Asli'. Di kenal juga dengan nama Sunda Wiwitan, yang mana wiwitan artinya asli, asal, pokok, jati.Â
Baca juga : Syi'ar Al Quran hingga Pedalaman Muallaf Baduy, Yayasan Harmoni Tembus Akses Sulit
Bahasa Suku Baduy Kanekes
Sehari-hari, penduduk suku Baduy menggunakan Bahasa Sunda. Tapi, kalau sedang berkomunikasi dengan warga luar, mereka memakai Bahasa Indonesia, sekalipun mereka tidak memperoleh pengetahuan tersebut. Karena mereka tidak mengenal akan budaya tulis menulis.Â
Sehingga kepercayaan juga adat istiadat dan deretan cerita nenek moyang hanya tersimpan dan tersampaikan dalam tuturan lisan saja.
Etnis Baduy tidak mengenal bangku sekolah sebab pendidikan formal tersebut sangat berlawanan dengan budaya dan adat istiadat mereka. Sudah lama sejak jaman bapak Soeharto sampai sekarang, pemerintah telah berusaha untuk mendirikan fasilitas pendidikan.Â
Akan tetapi, semua ditolak. Karenanya, sebagian besar masyarakat Kanekes tak dapat membaca maupun menulis.
Rumah Adat Suku Baduy Kanekes
Dalam membangun rumah, masyarakat suku Baduy sangat menjaga alam. Terbukti dengan pembuatan rumah yang terbuat dari bambu juga kayu dengan tanpa menggali tanah dan masih miring.
Sebagai pondasinya mereka menggunakan batu kali, sehingga menjadikan tiang penyangga rumah tampak tidak sama rata. Sedangkan bagian atap terbuat dari serat ijuk atau daun pohon kelapa.