Mohon tunggu...
Karina saraswati Mukti ningsih
Karina saraswati Mukti ningsih Mohon Tunggu... Akuntan - Karyawan swasta

Penulis dan content creator

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Simfoni Kehidupan di Ambang Krisis: Menyelamatkan Ekosistem Indonesia dari Ancaman Perubahan Iklim

14 Desember 2024   21:05 Diperbarui: 18 Desember 2024   18:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Indonesia, negeri khatulistiwa yang dikaruniai keindahan alam luar biasa serta menyimpan kekayaan hayati yang tak ternilai. Dari hutan hujan tropis yang rimbun hingga terumbu karang yang berwarna-warni, Indonesia bagaikan sebuah museum raksasa yang menyimpan jutaan spesies flora dan fauna. Namun, simfoni kehidupan ini kini terancam oleh perubahan iklim yang kian nyata.
 


Ekosistem: Jantung Kehidupan yang Terancam


 
Ekosistem, seperti sebuah orkestra yang saling terkait, menopang kehidupan di bumi. Di Indonesia, ekosistem seperti hutan hujan, terumbu karang, mangrove, dan padang rumput menyimpan peran yang vital. Hutan hujan, misalnya, berperan sebagai paru-paru dunia, menyerap karbon dioksida, dan melepaskan oksigen. Terumbu karang dengan keindahannya yang memikat, menjadi rumah bagi berbagai spesies ikan dan biota laut.


 
Ancaman Perubahan Iklim: Melodi Kehidupan yang Terusik
 


Perubahan iklim yang disebabkan oleh emisi gas rumah kaca, telah memicu perubahan drastis pada iklim global. Kenaikan suhu, perubahan pola curah hujan, dan peningkatan frekuensi bencana alam seperti banjir dan kekeringan, menjadi ancaman serius bagi ekosistem di Indonesia.
 


Dampak Devastasi: Melodi yang Terputus

Perubahan iklim telah memberikan dampak nyata pada berbagai ekosistem di Indonesia, mengubah keseimbangan alam, dan mengancam kelangsungan hidup berbagai spesies. Berikut ini adalah beberapa contoh konkretnya:
 
1. Terumbu Karang: Kenaikan suhu air laut akibat perubahan iklim menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) yang meluas di perairan Indonesia. Pemutihan terjadi ketika karang kehilangan alga simbiosis yang memberikan warna dan nutrisi. Dampaknya, terumbu karang menjadi rentan terhadap penyakit dan kematian, hingga mengancam ekosistem laut yang bergantung padanya. Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies ikan dan biota laut, serta berperan penting dalam melindungi garis pantai dari abrasi.


2. Hutan Mangrove: Kenaikan permukaan air laut dan gelombang pasang yang lebih tinggi akibat perubahan iklim menyebabkan erosi pantai dan intrusi air laut ke daratan. Hal ini mengancam kelestarian hutan mangrove, yang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies burung, ikan, dan mamalia. Mangrove juga berfungsi sebagai penahan abrasi, penyaring air laut, dan penyerap karbon.


3. Ekosistem Gambut: Hutan gambut di Indonesia rentan terhadap kebakaran akibat perubahan iklim yang menyebabkan musim kemarau lebih panjang dan suhu udara yang lebih panas. Kebakaran hutan gambut melepaskan emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar, memperparah perubahan iklim, dan merusak ekosistem yang kaya akan keanekaragaman hayati.


4. Spesies Punah: Perubahan iklim menyebabkan perubahan suhu, curah hujan, dan pola musim yang tidak menentu, membuat beberapa spesies kesulitan beradaptasi. Beberapa spesies, seperti badak jawa, (Rhinoceros sondaicus) dan orangutan (Pongo pygmaeus), telah terancam punah karena kehilangan habitat dan perubahan iklim.


5. Ketersediaan Air: Perubahan iklim mempengaruhi siklus hidrologi, menyebabkan kekeringan yang lebih sering, dan intensitas hujan yang tidak menentu. Hal ini berdampak pada ketersediaan air bersih untuk konsumsi manusia, pertanian, dan ekosistem.


 
Bukti Nyata: Dampak Perubahan Iklim pada Keanekaragaman Hayati Indonesia
 


Perubahan iklim bukanlah sekadar teori, melainkan realitas yang telah memberikan dampak nyata pada keanekaragaman hayati Indonesia. Data dan statistik menunjukkan bahwa ekosistem dan spesies di negeri ini merasakan tekanan yang semakin kuat akibat perubahan iklim.


 
Penurunan Populasi Spesies:


 
- Penyu Hijau (Chelonia mydas): Populasi penyu hijau, yang terdaftar sebagai spesies terancam punah (Endangered) oleh IUCN Redlist, semakin terancam akibat perubahan iklim. Kenaikan suhu air laut mempengaruhi siklus hidup penyu, khususnya penetasan telur, yang membutuhkan suhu tertentu untuk berkembang.


- Terumbu Karang: Pemutihan karang akibat kenaikan suhu air laut telah menyebabkan kerusakan terumbu karang yang signifikan di Indonesia. Data menunjukkan bahwa sekitar 70% terumbu karang di Indonesia terancam oleh pemutihan karang.


- Flora dan Fauna Hutan: Perubahan iklim memicu kebakaran hutan dan kekeringan, yang menyebabkan hilangnya habitat bagi berbagai spesies flora dan fauna. Data menunjukkan bahwa luas hutan di Indonesia mengalami penurunan signifikan dalam beberapa dekade terakhir, dengan deforestasi sebagai salah satu penyebab utama.


 
Pergeseran Habitat dan Pola Migrasi:


 
- Spesies Laut: Kenaikan suhu air laut menyebabkan pergeseran habitat dan pola migrasi spesies laut, seperti ikan dan mamalia laut. Hal ini dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan rantai makanan di laut.


- Burung Migran: Perubahan iklim mempengaruhi pola migrasi burung, dengan beberapa spesies mengalami perubahan waktu migrasi atau rute migrasi. Hal ini dapat berdampak pada keberhasilan reproduksi dan kelangsungan hidup burung migran.


 
Dampak Tidak Langsung:


 
- Ekosistem Hutan: Perubahan iklim berdampak pada ekosistem hutan, seperti peningkatan frekuensi kebakaran hutan, kekeringan, dan serangan hama. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan hutan dan hilangnya habitat bagi berbagai spesies.


- Ekosistem Pesisir: Kenaikan permukaan air laut dan gelombang pasang yang lebih tinggi menyebabkan erosi pantai, mengancam kelestarian ekosistem mangrove, dan habitat pesisir lainnya. Hal ini dapat berdampak pada mata pencaharian masyarakat pesisir dan keanekaragaman hayati di wilayah tersebut.


 
Tantangan dan Upaya Konservasi:


 
Data dan statistik yang tersedia menunjukkan bahwa perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi keanekaragaman hayati di Indonesia. Upaya konservasi yang komprehensif dan berkelanjutan sangat diperlukan untuk melindungi ekosistem dan spesies yang terancam.


- Strategi Adaptasi: Pengembangan strategi adaptasi yang tepat, seperti rehabilitasi terumbu karang, penanaman mangrove, dan pengelolaan hutan lestari, dapat membantu ekosistem beradaptasi dengan perubahan iklim.


- Pengembangan Teknologi: Pengembangan teknologi seperti sistem pendingin air laut untuk terumbu karang dapat membantu melindungi ekosistem laut dari dampak perubahan iklim.


- Peningkatan Kesadaran: Peningkatan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian ekosistem dan peran mereka dalam mengatasi perubahan iklim sangat penting untuk mendorong aksi kolektif.

Data dan statistik menunjukkan bahwa perubahan iklim telah memberikan dampak nyata pada keanekaragaman hayati di Indonesia. Upaya mitigasi dan adaptasi yang komprehensif, serta kolaborasi yang kuat antara pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat, sangat diperlukan untuk melindungi ekosistem dan spesies yang terancam.


- Program Rehabilitasi Terumbu Karang: Di beberapa wilayah di Indonesia, program rehabilitasi terumbu karang telah berhasil dilakukan, seperti di Raja Ampat dan Bunaken. Program ini melibatkan masyarakat setempat dalam penanaman karang dan pemantauan kesehatan terumbu karang.


- Pengelolaan Hutan Lestari: Di beberapa wilayah, seperti di Kalimantan, program pengelolaan hutan lestari telah berhasil mengurangi deforestasi dan meningkatkan penyerapan karbon dioksida. Program ini melibatkan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan dan pemanfaatan hasil hutan secara berkelanjutan.


- Kampanye Peduli Lingkungan: Berbagai kampanye peduli lingkungan, seperti kampanye pengurangan sampah plastik dan penggunaan energi terbarukan, telah berhasil meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Solusi untuk Melodi yang Hilang

Pemerintah Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi dampak perubahan iklim pada ekosistem. Beberapa contohnya diantaranya adalah :

1. Kebijakan dan Strategi Nasional:


-Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API): Merupakan strategi nasional untuk meningkatkan ketahanan terhadap dampak perubahan iklim, termasuk pada ekosistem. RAN-API mencakup berbagai sektor, seperti pertanian, kehutanan, perikanan, dan air.

-Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional (NDC): Indonesia telah menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebesar 29% dengan upaya sendiri dan 41% dengan dukungan internasional hingga 2030. Target ini bertujuan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan mencapai pembangunan berkelanjutan.

2. Program dan Inisiatif:

 
-Program Kampung Iklim (ProKlim): Program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam beradaptasi dan bermitigasi terhadap perubahan iklim di tingkat desa. Targetnya adalah pembentukan 20.000 kampung iklim pada tahun 2024.

-Program Padat Karya Penanaman Mangrove: Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan nasional terhadap pandemi Covid-19 dan mengurangi risiko dampak perubahan iklim melalui upaya penanaman mangrove oleh masyarakat.

-Food Estate: Program ini bertujuan untuk meningkatkan ketahanan pangan melalui upaya pengembangan lahan pertanian di berbagai wilayah. Program ini juga diharapkan dapat membantu mengurangi emisi GRK dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim.

3. Peningkatan Kesadaran dan Kolaborasi:

-Rumah Kolaborasi dan Konsultasi Iklim dan Karbon (RKKIK): Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyediakan layanan publik berupa RKKIK untuk meningkatkan literasi perubahan iklim dan kolaborasi antara para pemangku kepentingan.

-Diplomasi dan Negosiasi Internasional: Indonesia aktif dalam melakukan diplomasi dan negosiasi untuk memperjuangkan upaya pengendalian perubahan iklim di tingkat global. Indonesia juga mengimplementasikan Enhance Transparency Framework sebagai mandat artikel 13 Paris Agreement.

4. Upaya Mitigasi:

Penurunan Deforestasi: Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi deforestasi, yang merupakan salah satu sumber utama emisi GRK. Deforestasi telah ditekan hingga titik terendah dalam 20 tahun terakhir.

 
5.Upaya Adaptasi:

-Rehabilitasi Terumbu Karang: Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk merehabilitasi terumbu karang yang rusak akibat pemutihan.

-Penanaman Mangrove: Pemerintah mendorong penanaman mangrove untuk melindungi garis pantai dari abrasi dan meningkatkan ketahanan ekosistem pesisir.

Meskipun telah dilakukan berbagai upaya, tantangan dalam mengatasi dampak perubahan iklim pada ekosistem di Indonesia masih besar. Peningkatan kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, serta pengembangan teknologi dan inovasi yang tepat, sangat diperlukan untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, dan melindungi keanekaragaman hayati.


 
Simfoni Kehidupan: Sebuah Harapan


 
Perubahan iklim memang mengancam, tetapi bukan berarti kita menyerah. Indonesia adalah negeri khatulistiwa dengan kekayaan alam yang luar biasa, memiliki potensi untuk menjadi contoh bagi dunia dalam menghadapi tantangan ini.


Kita sebagai generasi sekarang, memegang peran penting sebagai komposer dalam simfoni ini. Dengan semangat gotong royong, kita dapat menciptakan harmoni yang indah, dan menjaga keseimbangan alam untuk generasi mendatang.


Simfoni Kehidupan di Indonesia bukan hanya tentang melodi yang indah, tetapi juga tentang harapan yang tak kunjung padam. Mari kita ciptakan melodi yang penuh semangat, melodi yang bergema dengan lantunan harapan, melodi yang menginspirasi dunia untuk menjaga simfoni kehidupan ini lestari.


Perubahan iklim merupakan ancaman serius bagi ekosistem di Indonesia. Namun, dengan upaya mitigasi, adaptasi, dan kolaborasi yang kuat, kita masih dapat menyelamatkan simfoni kehidupan ini. Melalui tindakan nyata dan kesadaran kolektif, kita dapat menjaga melodi kehidupan di Indonesia tetap bergema untuk generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun